MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM – Selain pengajaran dan penelitian, pengabdian kepada masyarakat desa, merupakan salah satu tugas seorang dosen. Ini adalah kegiatan wajib dalam rangka penerapan Tri Darma Perguruan Tinggi.
Dua dosen Fakultas Sastra (FS) Universitas Muslim Indonesia (UMI), Dr. Muhammad Yunus, S.S.,M.Pd. dan Sitti Halijah, S.S.,M.Pd. telah melaksanakan pengabdian kepada masyarakat desa di Madrasah Tsanawiyah (MTS) Pondok Pesantren Wihdatul Ulum, Parangloe, Gowa.
Program ini merupakan Program tahunan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPkM) yang diperuntukkan oleh para dosen UMI mulai Skema Pemula, Lektor sampai kepada Skema Professor.
Kedua dosen pengabdi tersebut memberikan pengajaran bahasa Inggris melalui metode respon gerak tubuh (Total Physical Response) untuk meningkatkan kemampuan kosa kata bahasa Inggris kepada siswa kelas VIII dan IX Madrasah Tsanawiyah.
Ketua Tim PkM. Dr. Muhammad Yunus, menjelaskan, pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris melalui Respon Gerak Tubuh untuk meningkatkan kosa kata bahasa Inggris siswa.
“Ini memiliki beberapa manfaat terhadap mitra tersebut diantaranya: pertama dengan pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan respon gerak tubuh atau fisik maka akan mudah dipahami,” jelasnya, Jumat (24/11)
“Dan diingat ketika mempelajari kosa kata bahasa Inggris karena ketika menyebut suatu kata disertai dengan gerakan tubuh,” sambungnya.
Ke dua, disebutkan Yunus, selain mengucapkan kosa kata dengan bantuan respon fisik juga melatih pendengaran karena sebuah kata yang dipelajari terlebih dahulu diucapkan oleh guru secara berulang-ulang beserta gerakan fisik yang terkait dengan kata yang dipelajari.
Dengan pembelajaran bahasa Inggris melalui respon gerak tubuh/fisik tersebut, Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah, Hasmawati, S.S.,S.Pd.,M.Pd, berharap semoga para siswa yang mengikuti pembelajaran itu dapat meningkat kemampuan kosa kata Bahasa Inggris mereka.
“Terima kasih kepada para dosen pengabdi pada khususnya dan kepada LPkM-UMI pada umumnya, dan berharap semoga kegiatan seperti ini senantiasa berkesinambungan sehingga dapat memberikan kontribusi khususnya peningkatan kemampuan berbahasa Inggris bagi para siswa Pondok Pesantren agar mereka bisa ikut berkompetisi dalam lberbagai kegiatan lomba, seperti lomba pidato bahasa Inggris dan lomba debat,” tukasnya. (*)