MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM – Air mata Syamsul Warga Dusun Belalang, Desa Onang Utara, Majene tampak menetes, tatkala adik laki-lakinya menghampirinya di ruang UGD (Unit Gawat Darurat) Puskesmas Tapalang, Kabupaten Mamuju Senin sore itu. Ia terkulai lemah tak berdaya di ranjang pasien akibat kecelakaan yang menimpanya beberapa jam lalu.
“Babe Gaul” begitu ia disapa oleh sebagian orang yang dikenalnya, tak kuasa merasakan sakit akibat benturan kecil dengan kendaraan lain. Ia tak sendiri, Firliansyah seorang pria kelahiran 1997 menemaninya berboncengan diatas motor, hanya tampak lecet merah di bagian pipi kiri. Sedangkan Babe merasakan nyeri di telapak tangan dekat dengan Ibu jari.
Delapan jahitan menyilang di kepala bagian belakangnya juga ikut menambah sakit yang diderita pria dengan belasan cucu itu. “Rasa sakit kayak ditusuk jarum,” kata Syamsul saat ditemui rakyatsulbar.com, sambil memijat kecil telapak tangannya yang sakit itu, Senin 20 November 2023.
Bebe terbilang tak muda lagi, ia tercatat berusia 57 tahun. Naik kendaraan bermotor menjadi aktifitas utamanya sehari-hari, namun baru kali ini ia mengalami kecelakaan. Ia tak memiliki pekerjaan tetap, kesehariannya sebagai kepala rumah tangga menambah semangatnya mencari nafkah seadanya bagi istri dan anaknya. Dengan muka agak pucat Syamsul masih mampu bercerita awal dirinya mengalami kecelakaan di Jalan Poros Tapalang-Mamuju itu.
Ia bersama keluarganya berusia jauh lebih muda sepakat bepergian ke kota Mamuju berjarak 70 km dari rumahnya yang berada di Majene. Jalan itu tak asing baginya, hampir tiap minggu rute ini sering kali dilalui.
Beberapa jam di Kota Mamuju, waktu itu juga ia kembali pulang. Sampai di Kecamatan Tapalang ia sempat singgah sejenak di rumah keluarganya, lalu melanjutkan perjalanan.
Mendekati pengisian bensin, motor miliknya menunjukkan tanda-tanda kekurangan bahan bakar. Saat itulah ia berada di jalur kiri lalu ingin membelok kearah kanan tempat pom bensin berada. Belum sempat mencapai garis tengah jalan, secara tiba-tiba dari arah bersamaan sebuah kendaraan roda empat menabraknya dari belakang.
“Baru membelok ke kanan langsung datang mobil dari belakang, pak. kami sudah terlempar,” ucap Firliansyah, yang masih tegar menceritakan kecelakaannya berboncengan dengan Syamsul.
Tidak berlangsung lama usai mendapatkan perawatan dari pihak puskesmas, Kepolisian dari Polsek Tapalang menemui Syamsul dan Firli yang tergolek lemah. Ia melakukan pertanyaan singkat kondisi kedua korban itu, dan meminta lebih banyak istirahat. Keterangan lain juga dilakukan polisi termasuk meminta tanda pengenal KTP dan surat kendaraan bermotor yang dimiliki korban.
Pihak kepolisian masih mengamankan pengendara kendaraan roda empat, sambil meminta keterangan lanjutan. Menurutnya kejadian akibat tabrakan antara keduanya tak terhindarkan saat korban ingin mengisi bensin di tempat itu.
“Mereka bertabrakan saat pengendara motor ingin membelok, dan mobil menabraknya dari belakang,” ungkap anggota Polsek Tapalang Aipda Hamka Saleng saat ditemui di ruangan UGD.
Dirawat beberapa jam kondisi Babe berangsur pulih. Tenaganya mulai menguat sejak masuk keruangan UGD pukul 16.30, meski sesekali darah masih terlihat jelas di sekitar perban di bagian kepala. Ia tampak kuat. Istri, anak serta keluarganya menemaninya tak lama setelah terjadi kecelakaan.
Memasuki jam 21.00 saudara laki-lakinya baru saja mendatangi kantor polisi. Menurutnya, polisi mengintruksikan agar tak terburu-buru pulang, jika masih belum fit betul. Pengendara mobil berkeinginan menanggung semua biaya perawatan yang dialami Babe.”katanya (pemilik mobil) kasi obat paten yang ada,” kata saudara laki-lakinya itu.
Polisi memperbolehkan pengendara mobil pulang ke kampungnya. Namun masih menahan surat kendaraan. Malam tiba, Babe mulai gelisah. Keinginan pulang lebih cepat sudah merasuki perasaannya. Keluarga meyakinkan pihak puskesmas bahwa ia sudah mulai membaik. Malam itu juga Babe diperbolehkan meninggalkan Puskesmas menuju rumah yang berada di Onang, Majene untuk selanjutnya dilakukan perawatan.
(Ayub Kalapadang/A)