MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dirikan Posko Terpadu Siaga Bencana Hidrometeorologi Kekeringan dan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Sulawesi Barat.
Posko tersebut bertujuan untuk memantau kondisi enam Kabupaten di Sulawesi Barat yang terdampak kekeringan dan lainnya.
Kepala BPBD Sulbar Amir Maricar saat di temui di Posko mengatakan, saat ini Sulawesi Barat pada umumnya telah dilanda musim kekeringan (el nino).
Menindaklanjuti soal itu, Pihak BPBD Sulbar telah membentuk satgas penanganan dampak el nino di Provinsi, dengan mengeluarkan surat keputusan (SK) gubernur tentang status siaga darurat.
Menurutnya, hingga saat ini ada dua daerah di Sulawesi Barat yang masih terdapat kebakaran hutan diantaranya di Kabupaten Majene, dan Mamasa.
“Jadi berdasarkan itulah kita mendirikan posko, dan sampai sekarang ini kita belum hentikan karena masih banyak kebakaran -kebakaran lahan yang terjadi di Majene, Mamasa,Nanti setelah musim hujan merata baru kita hentikan posko ini,”jelasnya, Selasa (14/11).
Kata dia, setelah nantinya musim hujan merata, pihaknya akan kembali membuka posko kembali yakni siaga terjadi banjir. “Kami akan buka lagi posko siaga banjir,”terangnya
Ditanya soal koordinasi ke kabupaten jika terjadi bencana, Amir menyampaikan jika kalau ada terjadi kebakaran di kabupaten, pihak Kabupaten akan melaporkan melalui pusat pengendalian dan operasi, lalu pihak BPBD Sulbar akan melihat bagaimana kemampuan dari Kabupaten tersebut menghadapinya.
“Jika, kabupaten mampu kita belum turun, tapi sebaliknya jika tidak mampu, baru kita turunkan tim dari Provinsi untuk membantu kabupaten tersebut,”terangnya.
Diketahui, satgas yang terlibat dalam posko tersebut diantaranya, Polda Sulbar, Damrem 142 Tatag, Bapeda Sulbar, DLH Sulbar, Dinsos, Dinas Kehutanan, Satpol PP, Dinkes, Kesbangpol, BWS Sulawesi III Palu, BJPN Sulbar, BPPW Kementerian PU, BMKG, Basarnas, Wapena, Rapi. (sdr)