MAMUJU,RAKYATSULBAR.COM –Sebuah pintu besi masih tertutup rapat. Dua batang balok menyilang ditengah pintu masuk, begitupun dengan ruangan kantor juga ikut tersegel. Tak ada tanda-tanda akan dibuka pada jam-jam ini.
Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi. Kalau hari biasanya proses belajar sudah berlangsung di Sekolah itu.
Kejadian ini terjadi di SD Negeri Karanamu, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulbar, Kamis (9/11/2023).
“Dari kemarin disegel. Kalau tidak salah mulai malam,” ujar salah satu guru di sekolah ini.
Sebagian murid mulai menunggu untuk memasuki sekolah yang beroperasi tahun 2020 itu, dari beberapa sumber kejadian disebabkan adanya pergantian kepala sekolah yang masih menyisakan pertanyaan dari sejumlah pihak.
Pemerintah yang melihat kejadian itu langsung mengambil inisiatif melakukan koordinasi dengan orang tua yang melakukan penyegelan.
Setelah pembicaraan alot dengan pihak pemerintah setempat, komite sekolah bersama orang tua murid akhirnya pintu yang disegel sejak semalaman dapat dibuka.
“Setelah dihubungi (telepon) yang menyegel, alhamdulilah sudah di iakan untuk dibuka kembali,” ungkap Lurah Kasambang Syawal Murab kepada rakyatsulbar.com, di lokasi, Kamis (9/11).
Pemerintah mengajak pihak – pihak terkait melakukan koordinasi kesalah satu warga yang melakukan penyegelan.
Beberapa unsur Tripika ikut hadir dalam kegiatan ini, tak berlangsung lama kesepakatan dapat terlaksana dengan ketentuan menolak Abd. Muttalib menjadi kepala sekolah itu dan mengembalikan Nurliati Syukur menjadi kepala sekolah.
Pemerintah Kecamatan bersama dengan unsur dinas Pendidikan Kecamatan Tapalang berupaya memberikan solusi terbaik bagi penyelesaian ini.
Pendidikan adalah salah satu yang mesti mendapat perhatian semua pihak termasuk masyarakat bahwa pendidikan tetap dilaksanakan tanpa ada gangguan.
“Kami datang untuk melakukan negosiasi. Membuka segel Sekolah baik pintunya maupun kantornya untuk memberikan jaminan bahwa proses belajar mengajar dapat berjalan,” ungkap Camat Tapalang Syawal Muttalib.
Ia pun telah melakukan koordinasi terhadap pimpinan pada tingkat atas terkait keinginan orang tua murid menolak Abd. Muttalib menjabat sebagai kepsek baru di sekolah itu.
Pergantian menurut Syawal adalah hal biasa dalam roda kepemimpinan.
Ia berharap semua pihak harus mampu mengendalikan diri dan bisa menerima.
“Pemerintah dalam melakukan mutasi merupakan suatu penyegaran. Tentu akan mengesampingkan pertimbangan politik”
“Sudah kelar. Anak-anak dan guru sudah bisa belajar dan mengajar. Yang mengatasnamakan orang tua tidak akan menyegel sepanjang permintaan dipenuhi oleh dinas,” pungkasnya.
(Ayub Kalapadang/A)