MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM- Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, melakukan rekrutmen calon tenaga pengajar dosen untuk semua fakultas atau program studi masing-masing.
Dibanding tahun sebelumnya, untuk peminat atau pelamar menjadi dosen tahun 2023 ini terbanyak selama dibuka pendaftaran. Bahkan pelamar membludak mencapai 782 orang.
“Jumlah peserta tes ikut ujian terdaftar 792. Tapi sesuai data di sistem ada 10 ganda, jadi hanya 782 orang untuk semua prodi,” kata Ketua panitia tes seleksi dosen UMI Dr. Ir. H. Hanafi Ashad, MT.,IPM, pada acara pembukaan ujian psikotes dosen UMI, Senin (6/11), di Gedung FK UMI.
“Ini merupakan seleksi peserta terbanyak selama pembukaan seleksi setiap tahun. Ini memberikan dampak baik,” sambung WR I UMI itu.
Dari 782 orang ikut tes psikologi hari ini. Kendati diterima disesuaikan quota rasio dosen dan mahasiswa sesuai standar fakultas atau prodi.
Dimana umum ilmu eksakta 1 berbanding 30 dan untuk non eksakta 1 banding 45. Itu ukurannya, sepanjang terpenuhi.
“Setelah tes ini akan lanjut pengumuman. Hasil tes diumumkan ke akun masing-masing dan kalau lulus maka akan ikut wawancara. Intinya pemberitahuan lanjut tes berikut atau tertunda,” tukasnya.
Sedangkan, Rektor UMI, Prof. Dr. Sufirman Rahman, S.H., M.H, mengatakan sangat apresiasi antusiame peserta yang hadir mengikuti tes tersebut.
“Saya senang melihat ansiasme peminat menjadi pahlawan tanpa tanda jasa,” katanya.
Direktur PPs UMI itu menyebutkan jika tes ini dilakukan menjawab kebutuhan, dosen agar perkembangan pembelajaran antara rasio dosen berimbang dengan mahasiswa sesuai peraturan Dikti.
“Varibel khusus seleksi dosen secara umum indikator kita mau lihat memiliki kompotensi sesuai profesi dosen. Profesi dosen adalah mengamalkan ilmu, amal jariah. Kita bersyukur semoga niat calon dosen bergabung di UMI tercapai,” harapnya.
Selesksi dosen tahun ini peserta terbanyak dibanding tahun sebelumnya. Bukti antusiasme masyarakat terhadap profesi dosen cukup tinggi.
“Pania akan menilai profesional yang dinyatakan lolos. Ini setelah seleksi berkas, sekarang psikotes. Ada variabel kita lihat, apakah bapak ibu cocok atau tidak jadi dosen,” tuturnya.
“Tes mengetahui psikologis potemsi kita dimana. Saya ingatkan bahwa harapan kerja dengan tenang tanpa paksakana diri, kejujuran dalam mengerjakan naskah itulah kita harapakan,” tambahnya. (*)