MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM— Penyebaran konten negatif seperti hoax, menjadi salah satu ancaman terbesar di Indonesia sampai saat ini.
Sehingga melalui Kegiatan Festival Literasi Digital yang digelar Kementerian Kominfo merupakan upaya untuk menangkal dan memahami setiap informasi yang berpotensi menjadi hoax.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kominfo Sulbar Mustari Mula saat menjadi pembicaraan pada kegiatan Festival Literasi Digital yang digelar di anjungan Pantai Manakarra Mamuju, Minggu (29/10)
Mustari Mula memaparkan terkait cara membedakan informasi yang benar dan hoax. Salah satunya dengan mengecek kebenaran setiap informasi yang diterima.
“Setiap informasi yang diterima harus dicek dan disaring dengan baik faktanya, sebab hoax kadang bersumber di gambar video dan narasi,” terang Mustari Mula.
Dirinya mencontohkan, beberapa informasi yang menjadi sumber hoax, seperti menunjukkan salah satu tokoh pemimpin negara yang tertangkap polisi yang sesungguhnya informasi tersebut tidak benar, namun banyak orang percaya.
“Sehingga orang yang cakap digital harus memahami betul gambar dan Video yang didapatkan dari berbagai media sosial,”kata Mustari.
Ia berharap, melalui kegiatan yang digelar dapat memberikan manfaat terutama bagaimana bermedia sosial yang baik dan lebih bijak, khususnya untuk memproduksi konten positif.
Sementara Relawan TIK Sulbar, Salahuddin menjelaskan, ditengah perkembangan informasi digital, menjadikan setiap orang lebih mudah terpapar hoax.
“Sehingga informasi yang diterima harus dipastikan betul kebenarannya, agar tidak menjadi hoax,” ucap Salahudin. (*)