JAKARTA,RAKYATSULBAR.COM – Barisan Kontingen Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional III Provinsi Sulawesi Selatan yang diisi 70 orang peserta dan diiringi lagu Anging Mamiri tampak penuh semangat dalam balutan pakaian adat khas suku suku yang mendiami Sulawesi Selatan melintas di depan panggung Kehormatan.
Iring iringan Kontingen Pesparani Sulsel ini tambah semangat lagi, ketika Kakanwil Kemenag Sulsel Khaeroni bersama Ketua DWP Kanwil berdiri dari tempat duduknya melambaikan tangan dan meneriakkan Ewako Sulsel di hadapan ribuan hadirin yang memadati Auditorium Beach City International Stadium Pantai Ancol Jakarta. Sabtu, (28/10).
Event Nasional bagi Umat Katolik ini digelar pertama kali di Kota Ambon pada 2018. Adapun Pesparani Katolik II berlangsung di Kupang pada 2022 merupakan aktivitas seni budaya umat Katolik dalam bentuk pagelaran dan lomba musik liturgi dan nyanyian yang dikompetisikan.
Tujuan ajang ini adalah mengembangkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan masyarakat Katolik terhadap ibadah/liturgi gerejani.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas secara resmi membuka Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik tingkat Nasional III di Ancol, Jakarta.
Di hadapan ribuan umat Katolik dari berbagai daerah di Indonesia, Menag menyampaikan apresiasi atas doktrin 100% Katolik 100% Indonesia.
“Saya ingat pesan Romo Suharyo kepada saya beberapa waktu lalu ketika sowan di kediamannya. Beliau mengatakan bahwa umat Katolik, doktrin utamanya adalah 100% Katolik 100% Indonesia. Ini kalimat sederhana tapi menginspirasi kita semua sebagai bangsa,” terang Menag
Menurut pria yang akrab disapa Gus Men ini, doktrin ini sarat akan kesadaran dan peneriman terhadap keberagaman di Indonesia. Ini penting karena Indonesia didirikan dengan ciri kodrati yang majemuk, beragam, baik dari suku, bangsa, agama dan keragaman lainnya.
“Indonesia ini berdiri, merdeka, dan kuat seperti sekarang ini karena keberbedaan dan keberagaman yang dimiliki,” sebutnya.
Gus Men juga mengapresiasi tema Pesparani III, yaitu “Kebersamaan dalam Keberagaman”. Tema ini sangat relevan dengan alasan kenapa Indonesia berdiri. Tema ini juga kontekstual dengan peringatkan Hari Sumpah Pemuda yang mengangkat tema Bersama Memajukan Indonesia.
Kebersamaan para pemuda, kata Gus Men, menjadi kunci kemerdekaan Indonesia. Kebersamaan pemuda juga menjadi kunci negeri ini bisa membangun cita-cita besar.
“Pemuda menjadi kunci bagaimana kita bisa menuai harapan-harapan yang kita semai di masa-masa sekarang dan kita ambil hikmahnya di masa yang akan datang,” ujarnya.
“Saya yakin dan percaya umat Katolik akan terus menjaga keragaman, pluralitas yang kita miiki sebagai sebuah kebersamaan sekaligus kekuatan. Karena tanpa hal ini, kita sebagai sebuah bangsa, bukan apa-apa,” sambungnya.
Menag berharap, umat Katolik terus menjadi contoh dalam merawat semangat kebersamaan dalam keberagaman. Sebab, kebersamaan dalam keberagaman adalah kekuatan untuk membangun bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang besar.
Secara Khusus, Kakanwil kemenag Sulsel Khaeroni berharap, di Ajang Pesparani Katolik Nasional ke III ini, Kontingen Sulawesi Selatan mampu memberikan penampilan terbaiknya dan meraih prestasi sebanyak banyaknya demi membawa harum nama Provinsi yang menjadi barometer utama dan pintu gerbang Indonesia Timur.
“Saya harap, Kontingen Pesparani Sulsel bisa memberikan yang terbaik demi Marwah Sulawesi Selatan,’’ ucap Khaeroni.
Pesparani III yang selenggarakan di Jakarta akan berlangsung dari 27 Oktober sampai 1 November 2023. Pesta paduan suara ini diselenggarakan atas kerja sama Ditjen Bimas Katolik dengan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN).
Ada 13 cabang yang akan dilombakan dalam Pesparani Katolik III. Ke-13 cabang ini terbagi dalam empat kategori, yaitu paduan suara, menyanyikan Mazmur, cerdas cermat rohani, dan tutur Kitab Suci.
Pesparani ke III kali ini untuk pertama kalinya diikuti kontingen dari 38 provinsi, termasuk Provinsi baru hasil Pemekaran yang terdiri dari peserta lomba, dirigen, pelatih, organis, dan official dengan jumlah Peserta yang sudah terdaftar sebanyak 6683 orang.
Selain dihadiri Menteri Agama dan Kardinal Keuskupan Agung se-Indonesia, Kegiatan ini juga hadiri oleh sejumlah Gubernur, Pejabat Eselon I dan II di jajaran Kementerian Agama termasuk Para Kakanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia, Pembimas Katolik dan Pengurus LP3KD se-Indonesia. (*)