MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM — Peringatan Hari kesaktian Pancasila yang ditetapkan pada tanggal 1 Oktober bertujuan untuk mengenang dan memberi penghormatan terhadap gugurnya para pahlawan revolusi dalam Gerakan 30 September (G/30/S) pada Tahun 1965.
Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam Kanwil Kemenag Sulbar, Syamsul yang didaulat menjadi pembina apel memusatkan perhatian pada moment yang diperingati setiap awal bulang Oktober tersebut.
Kabid Papkis Syamsul mengatakan, Hari Kesaktian Pancasila saat ini bukan lagi diperingati dalam bentuk teori, namun harus aktualisasi dalam bentuk aksi atau perbuatan
” Itu (Peringatan hari Kesaktian Pancasila) terkait dengan bagaimana merealisasikan kesadaran dalan bentuk aksi,” terang Syamsul, Senin (2/10).
Ia mengatakan jika pemahaman ideologi pancasila telah melewati phase dimana pancasila tidak lagi dibahas dalam bentuk verbal, namun hal tersebut telah memasuki tahapan realisasi dalam diri yang terwujud dalam sikap dan perilaku mencerminkan nilai-nilai pancasila.
“Pancasila hari ini bukan lagi waktunya dibahas di seminar-seminar namun saatnya kita internalisasikan dalam diri kita dalam bentuk sikap dan perilaku” ujarnya.
Lebih lanjut Syamsul menyampaikan salah satu aktualisasi nilai-nilai pancasila juga tertuang dalam konsep moderasi beragama yang menjadi program prioritas Kementerian Agama.
Syamsul berujar jika moderasi beragama merupakan upaya untuk menginternalisasi nilai-nilai pancasila baik terhadap ASN dilingkungan Kementerian Agama hingga ke masyarakat.
Ia berharap dengan adanya peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Aparatur Sipil Negara (ASN) Lingkup Kanwil Kemenag Sulbar terus menanamkan nilai-nilai pancasila melalui penguatan empat pilar moderasi beragama yakni Komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan local wisdom (kearifan lokal). (Rls/*)