MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM — Pelecehan Seksual kembali marak terjadi di wilayah Sulawesi Barat (Sulbar), mulai dari kasus di Pondok Pesantren, dan terakhir Oknum ASN Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Majene, Sulbar, berinisial Z, diduga melecehkan mahasiswi Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), inisial S (19).
Tak henti-hentinya peristiwa yang dialami kaum hawa, untuk dijadikan objek korban pelecehan dan kekerasan seksual, terus terjadi.
Terkait hal itu, Tokoh perempuan asal Sulawesi Barat, Hj. Asyfa angkat bicara.
Dia mengatakan, perempuan sejatinya dilindungi, bukan dijadikan objek pelecehan. Dari rentetan kejadian miris ini, harus ada sinergitas atau kolaborasi antar tokoh agama, tokoh masyarakat dan polri dalam keseriusan mengatasi masalah ini.
“Saya bersama para aktifis perempuan Sulbar lainya merasa geram dan prihatin, atas kasus pelecehan seksual yang terus terjadi di Sulawesi Barat. Maka kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) diharapkan betul harus bisa atasi masalah ini,” tuturnya, Minggu (1/10).
Tidak sampai disini, tokoh perempuan asal Sulbar ini meminta kepada korban tindak kekerasan seksual atau pelecehan, harus berani bersuara dan melaporkan para pelaku kepada pihak yang berwajib, bahkan dirinya siap untuk memberikan pendampingan.
“Saya juga minta agar yang mengalami kasus pelecehan untuk berani bicara. Saya sebagai tokoh perempuan yang peduli akan perempuan dan anak, pasti akan mendampingi mereka para korban dengan tulus,” tandasnya.
Kemudian, diharapkan juga kepada pelaku tindak kekerasan atau pelecehan sksual, bisa di proses seadil-adilnya oleh pihak kepolisian, agar para pelaku mendapatkan efek jera dan sanksi sosial. (*)