MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM –Panitia Hari Jadi Sulbar ke 19 Tahun berterima kasih atas kontribusi seluruh peserta yang menyetorkan karyanya untuk melalui proses sayembara.
Koordinator Seksi Humas Publikasi dan Dokumentasi, Mustari Mula menjelaskan sayembara logo hari jadi dilaksanakan dalam rangka melibatkan masyarakat menyambut Hari Jadi Sulbar ke-19 tahun
Mustari menyebutkan ada 60 lebih karya yang masuk. Setelah dilakukan penilaian dari tim kepanitian.
“Terima kasih atas semua karya masyarakat, semuanya bagus-bagus, namun sebagaimana menjadi kesepakatan kepanitiaan, hanya sembilan yang akan dipilih untuk lanjut tahapan penilaian berikutnya,”kata Mustari.
Tahapan berikutnya, 9 logo terbaik di posting melalui akun yang telah disepakati panitia, lalu dilakukan penilaian dari jumlah like postingan logo tersebut.Proses penilaian ini berlangsung dari 29 Agustus.
Hari pertama dan kedua Panitia Pelaksana Hari Jadi Sulbar mendapatkan laporan adanya karya plagiat diantara 9 karya. Hal itu pun langsung ditindaklanjuti dengan mendiskualifikasi dua karya dimaksud. Tersisa 7 karya logo peserta proses like postingan berlangsung hingga 31 Agustus.
Hasilnya, Juara I dengan jumlah like 29.281, Juara II 18.712 dan Juara III 4.077.
“Inilah menjadi rujukan panitia dalam menentukan pemenang sayembara logo hari jadi Sulbar,” kata Mustar
Belakangan, lanjut Mustari, pihaknya mendapatkan protes dari salah satu peserta. Hal ini pun ditindaklanjuti dengan melakukan evaluasi internal utamanya admin media sosial Pemprov yang terus memantau like postingan dari karya logo yang disayembarakan..
Kata Mustari, pantauan admin, di hari pertama kedua ada salah satu peserta yang agak menonjol karena jumlah like nya jauh dari peserta lainnya. Yakni 18.000 sementara peserta lainnya dibawah 5000. Namun setelah di hari terakhir peserta yang di hari sebelumnya jauh dari peserta lainnya ini justru tertinggal dari salah satu peserta dengan jumlah like mencapai 29 ribu lebih.
Dia menjelaskan, sayembara dengan model penilaian berdasarkan jumlah like memang menuntut peserta tak hanya bersaing pada kemampuan desain grafis tetapi juga kemampuan berkompetisi untuk memperbanyak like media sosial yang digunakan.dengan cara dan strategi masing – masing.
“Hal ini sangat bergantung pada teknik dan strategi para peserta. Sama halnya dengan kompetisi talent dengan menggunakan penilaian dari jumlah SMS terbanyak. Biasanya di menit- menit terakhir sebelum aplikasi di tutup disitulah kelihaian dan kecepatan peserta memperbanyak like dengan teknik dan caranya masing – masing,” terang Mustari.
Begitupun pada sayembara ini, menurutnya ini juga akan menjadi evaluasi kedepan sebab faktanya persaingan jumlah like ini justru menjadi persoalan.
“Bisa saja terjadi di menit – menit terakhir sebelum ditutup tiba- tiba ada yang menggelembung jumlah like nya karena di menit- menit terakhir mereka sudah tahu kekuatan kompetitornya lalu mereka segera tingkatkan lagi jumlah like nya sebelum ditutup.Karena adik – adik yang ikut berlomba ini selain adu kreatifitas desain logo juga adu ketangkasan dan strategi meningkatkan like berdasarkan caranya masing-masing. (rls/*)