MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM — Dalam kurun waktu jangka pendek di semester II tahun 2023 ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat terus gencar dan aktif agar Program Padat Karya Pemerintah daerah bisa tercapai.
“Langkah untuk mengurangi angka kemiskinan solusinya dua, yaitu memberikan tambahan penghasilan dan mengurangi pengeluaran misalnya memberikan subsidi dan bantuan langsung tunai,” kata Prof. Zudan di acara Webinar ASN kreatif dengan tema Sulbar Sejahtera tanpa kemiskinan beberapa waktu lalu.
Menurutnya, kemiskinan harus didekati dengan sudut pandang yang komprehensif, melibatkan seluruh pihak dan diselesaikan dengan langkah serius, dilakukan dengan kerjasama berbagai pihak serta selektif dan tepat sasaran.
Salah satu program yang dilaksanakan yakni melalui Dinas Tenaga Kerja Daerah Provinsi Sulbar.
Dari data Disnaker Sulbar di tahun 2023 ini, jumlah serapan tenaga kerja di Sulbar telah mencapai 6.101 dari target 9.270 orang. Angka tersebut diambil dari jumlah per-kabupaten. Kabupaten Polman dari total 3.266 telah terserap sebanyak 2.075 tenaga kerja. Kabupaten Majene dari 1.212 terealisasi 851.
Untuk wilayah Mamuju total mencapai 1.945 dengan jumlah teralisasi 1.906. Mamuju Tengah 760 baru terealisasi 635. Kabupaten Pasangkayu dari 1.075, namun yang terealisasi 423 dan Mamasa telah terealisasi semua dari total 1.011 tenaga kerja.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Sulbar, Andi Farid Amri mengatakan Program Padat Karya dikerjakan oleh kelompok masyarakat di daerahnya masing-masing.
“Pekerjaan yang dilakukan itu bermacam-macam, ada pembangunan rabat beton, talut, jembatan, saluran buang, dan padat karya produktif, yakni pembuatan kandang ayam,” jelas Farid.
Pekerjaan tersebut berada di 234 titik di seluruh kabupaten se-Sulbar, namun hingga sekarang baru terealisasi 175. Sementara program padat karya dengan mengerjakan pembangunan infrastruktur hanya memakan waktu kurang lebih satu bulan, dengan penghasilan sekitar 1,5 juta rupiah per orang.
“Kedepannya Disnaker akan lebih banyak melakukan Padat Karya Produktif yang memakan waktu jangka panjang, seperti pembuatan kandang ayam, yang akan berefek domino. Itu juga akan menurunkan angka stunting,” lanjut Farid.
Farid menambahkan Padat Karya Produktif itu dengan memberikan bantuan dana, seperti pembelian bahan dan gaji pekerja
Selain itu, untuk mengentaskan permasalahan 4+1 Disnaker juga menjalankan program Balai Latihan Kerja. “Hal tersebut untuk meningkatkan kapasitas kemampuan kompetensi masyarakat,”tukasnya (*)