MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM — Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke -78 Tahun 2023.
Dimana sebanyak 71 Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Provinsi akan mengikuti diklat.
Sekretaris Daerah Provinsi Sulbar, Muhammad Idris mengatakan, pembukaan Diklat Paskibraka yang digelar Dispora Sulbar, menjadi hal penting dalam rangka persiapan menjadi pasukan pengibar bendera pusaka merah putih tingkat provinsi mendatang.
“Selamat datang dan selamat kepada 71 putra putri terbaik dari enam kabupaten untuk menjadi tulang punggung kepercayaan untuk mengibarkan sang merah putih pada 17 Agustus 2023 nanti,”kata Idris, Senin (7/8).
Ia mengatakan, tanggungjawab yang telah diberikan dari daerah masing-masing menjadi tanggung jawab bersama memulai ikhtiar menyiapkan diri menjadi penggerak sang merah putih.
Peran pemuda terhadap sejarah bangsa Indonesia selalu memiliki posisi penting, termasuk menjadi pasukan pengibar bendera. Ia berharap kesuksesan 17 Agustus akan datang ditentukan oleh para pemuda yang menjadi Paskibraka.
“Oleh karenanya, pada pendidikan dan pelatihan selama 12 hari kedepan menjadi bagian dari usaha kita untuk membentuk karakter dan nilai perjuangan membentuk nilai nasionalisme membentuk nilai ketaatan pada Pancasila dan Undang-undang dasar 45,” kata Idris.
Meskipun menurut Idris, dalam waktu pelatihan yang telah ditetapkan, terbilang belum cukup untuk membentuk generasi emas penerus bangsa yang kuat.
“Tidak ada bangsa yang kuat tanpa generasi yang kuat, kehadiran saudara bukan hanya menjadi paskibraka, tetapi bagaimana menanamkan semangat nasionalisme dan juga kecintaan kepada bangsa,”kata Idris.
Ia pun menekankan, lima hal yang menjadi penting yang dipegang teguh oleh para paskibraka, apalagi sebagai penerus bangsa akan datang. Tujuannya agar tidak menjadi penerus bangsa yang tertinggal dari bangsa lain.
Pertama, para paskibraka harus memiliki tingkat literasi yang kuat, kemudian para paskibraka harus menjadi generasi yang terbuka, dan ketiga bagaimana para paskibraka terbiasa menjadi generasi yang sensitif mengelola urusan kemanusiaan, termasuk bagaimana mendukung usaha pemerintah untuk membiasakan mengembangkan produk dalam negeri, dan yang terakhir para paskibraka dan generasi kedepan harus lebih arif menggunakan media sosial. (rls/*)