Kolaborasi BMKG: Kampus UMI Punya Alat Bisa Pantau Potensi Gempa & Tsunami di Makassar

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM – Universitas amuslim Indonesia (UMI) Makassar diberikan hak untuk ikut terlibat dan andil dalam memantau potensi darurat kebencanaan di Makassar dan Sulsel, bahkan Indonesia pada umumnya.

Hal itu ditandai dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penyerahan produk inovasi BMKG kepada UMI, sistem peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi (Mhewes Terintegrasi).

“BMKG memberikan aplikasi Mhewes Terintegrasi produl karya BMKG lepada UMI untuk memanfatkan dalam memantau bencana BMKG serta melakukan tindakan mitigasi dan lainya,” demikian diaampaikan oleh Deputi Bidang Instrumentasi Kalibrasi Rekayasa dan Jaringan Komunikasi BMKG, Muhamad Sadly saat membawakan kuliah umum di UMI, Rabu (12/7).

Lebih tau alumni UI itu hadir membawakan materi Kuliah Umum Bertajuk “Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina Tews): Perkembangan, Penguatan dan Tantangan ke Depan”. Hadir civitas akademika UMI dan juga mahasiswa.

Menurut pria pernah jabat Deputi Bidang Geofisika BMKG ini UMI membantu BMKG dalam diseminasi dalam informasi bencana BMKG kepada masyarakat berdampak.

“UMI siapkan fasilitas untuk operasional aplikasi Mhewes Terintegasi (Mobitor, TV, Komputer, internet dan 2 orang operator),” terangnya.

Lantas apa peran strategis UMI? Ia memaparkan, UMI sebagai center of excellent (CoE) di bidang Iptek kebencanaan, menghasilkan produk inovasi terkait bidang gempa dan tsunami.

Inovasi di sektor sistem observasi, sensor gempa dan tsunami. Inovasi di sektor (processing system) pada atypical tsunami dan lainya. Inovasi di sektor diseminasi info gempa dan tsunami.

Kerjasama UMI dan BMKG dan stakeholder terkait dengan lainya diseminasi informasi BMKG.
Memperkuat kompetensi dan kapasitas SDM (program S2, S3) bidang teknologi gempa dan tsunami).

“UMI bisa bikin terobosan baru, latihan sosialisasi. UMI memulai maka pertama dan terdepan. Kami serahkan bermanfaat baginUMI lakukan tindak lanjut, bukn hanya memantau. Penting eksen apa yang UMI lakukan. Bahwa Indonesia rawan bernaca, gempa dan tsunami tidak ada obat. Tidak panik, tapi waspada perlu,” jelasnya. (*)

  • Bagikan