MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM — Pisang merupakan komoditas hortikultura dengan produksi terbesar di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
Dimana hasil data dari BPS menunjukkan bahwa pada tahun 2021 produksi pisang tercatat sebesar 77,48 ribu ton, meningkat sebesar 736,6 ton dibandingkan produksi tahun 2020 yang sebesar 76,75 ribu ton. Namun di sisi lain, pisang merupakan komoditas buah-buahan yang cepat mengalami kerusakan, sehingga diperlukan alternatif untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya melalui pengolahan menjadi tepung pisang termodifikasi sehingga memiliki sifat fungsional.
Berdasar hal tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat dari Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Mamuju, melakukan sosialisasi pemanfaatan tepung pisang termodifikasi di Kelurahan Bebang, pada tanggal 22 Juni 2023.
Dimana kegiatan ini dihadiri 20 orang yang terdiri dari pelaku UMKM dan kelompok wanita tani.
Hal itu mendapat respon dari Lurah Bebanga Arbaing, SE, ia menyampaikan, kegiatan ini sangat menarik, dapat menambah pengetahuan tentang pengolahan pangan yang tidak hanya bergizi, namun juga sehat.
“Saya harapkan agar para pelaku UMKM dan kelompok wanita tani agar mengikuti kegiatan ini dengan serius, sehingga kelak dapat membuat produk dari bahan tepung pisang ini,”pungkasnya.
Pada kegiatan ini, peserta juga diberikan materi tentang manfaat tepung pisang termodifikasi, cara membuat tepung pisang termodifikasi, dan potensi pemanfaatannya dalam berbagai produk olahan.
Satu Dosen Jurusan Gizi Firdaus Syafii, S.Si, M.Si., sekaligus sebagai pemateri pada kegiatan ini menyampaikan bahwa keunggulan dari pengolahan pisang menjadi tepung pisang adalah meningkatkan daya guna, hasil guna dan nilai guna, lebih mudah diolah atau diproses menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi, lebih mudah dicampur dengan tepung dan bahan lainnya, serta menambah umur simpan pisang itu sendiri.
Kegiatan ini disambut antusias oleh peserta, hal ini ditunjukkan dari pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Sam Nur dari UMKM Lembang Golla,
“Betul sekali bahwa pisang ditempat kami memang melimpah, saking melimpahnya sampai dikirim ke Kalimantan. Saya juga baru pertama kali mengetahui bahwa pisang ternyata bisa jadi tepung,”ucap salah satu peserta kegiatan.
Pada kegiatan ini, tim pengabdi juga memperlihatkan salah satu pengembangan produk berbasis tepung pisang, yaitu brownies tepung pisang. Produk ini merupakan hasil praktikum mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Mamuju pada Mata Kuliah Ilmu Teknologi Pangan.
Sementara itu, Hasmar Fajriana, S.Gz., M.P.H, selaku dosen pengampu mata kuliah tersebut, sekaligus sebagai tim pengabdi pada kegiatan ini menyampaikan, salah satu produk olahan tepung pisang yang telah kami kembangkan adalah brownies tepung pisang ini.
” Tepung pisang ini dapat digunakan untuk menganti tepung terigu, sehingga dapat dikembangkan menjadi berbagai olahan lain yang bahan utamanya dari tepung terigu,”jelasnya.
Ia pun berharap peserta dapat mengetahui tentang manfaat dan potensi pengembangan tepung pisang pada berbagai olahan, sehingga nantinya pelaku UMKM atau kelompok wanita tani dapat mengembangkan unit usaha dengan produk olahan berbasis tepung pisang ini. (*)