MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM — Menjadi kaya semudah membalikkan telapak tangan. Ungkapan ini seringkali terucap dari mulut bos Tiran Group yang melahirkan puluhan anak usaha di berbagai lini, Andi Amran Sulaiman.
Prinsip putra asli Bone, Sulawesi Selatan ini, jika ada yang baik pada dirinya, maka ia bertekad akan mentransfernya ke banyak orang. Utamanya ilmu dan kebahagiaan.
Saat menjamu ribuan mahasiswa Universitas Hasanuddin di kantor Tiran Group, AAS Building, Jalan Urip Sumohardjo, Kota Makassar pada Ramadan lalu, Amran menggaungkan prinsip yang telah terbukti jitu membawanya masuk dalam deretan konglomerat itu.
Ia menjelaskan menjadi kaya semudah membalik telapak tangan. Asal memenuhi empat syarat.
Keempat syarat yang dimaksud adalah mengubah mindset atau pola pikir, berani action, persisten, dan membangun karakter.
“Ubah mindset, ubah pola pikir. Perubahan itu tidak akan terjadi kalau bukan kita yang mengubahnya. Ayat Al Quran mengatakan, tidak akan berubah keadaan suatu kaum sebelum kaum itu mengubah keadaannya sendiri,” tandas Ketum IKA Unhas itu.
Syarat kedua untuk menjadi kaya adalah mengubah tindakan atau action.
“Kita ini sudah jago dalam membuat narasi, seolah-olah dunia ini milik kita saja. Tidak ada gunanya banyak ilmu, tapi tidak ada action. Bisnis itu bukan dihafal, tapi dilaksanakan,” ungkap Andi Amran.
Perubahan pola pikir dan tindakan akan menentukan hasil. Andi Amran Sulaiman mencontohkan pejuang kemerdekaan kita dulu yang berjuang melawan penjajah hanya dengan bambu runcing, dan berhasil mengalahkan penjajah yang memakai senjata modern.
Oleh karena itu, ia mengajak para peserta dialog kewirausahaan yang terdiri dari dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan dan mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut, untuk mengubah tindakan mulai hari ini.
“Kalau tidak berubah mulai hari ini, saya jamin Anda tidak akan berubah,” beber Founder AAS Foundation itu.
Syarat berikutnya untuk menjadi kaya adalah persisten. Tindakan dan keputusan yang diambil harus persistent alias berkelanjutan.
Karakter merupakan syarat keempat untuk menjadi kaya. Pengusaha harus punya karakter yang tangguh untuk berhasil. Salah satu bagian dari karakter adalah pengetahuan ilmu marketing dan komunikasi pemasaran.
“Ilmu marketing itu menyapa pembeli dengan senyum. Sentuh hati mereka, jangan langsung menawarkan barang,” ujar Andi Amran.
Lahir dan besar di sebuah dusun terpencil di Bone, 27 April 1968, ia telah merasakan getirnya kemiskinan hingga berusia 36 tahun.
Dalam proses panjang berupaya keluar dari keterpurukan ekonomi, Andi Amran Sulaiman bekerja super keras 7×24 jam, pantang mengeluh memecah kebuntuan dan tantangan, bersungguh-sungguh, memeras keringat dan air mata.
Ia adalah putra ketiga dari 12 bersaudara. Ayahnya adalah veteran tentara, Andi B. Sulaiman Dahlan Petta Linta.
Masa kanak-kanaknya, Amran sudah harus bekerja menjadi pemecah batu, penggali sumur, buruh tani, penjual ikan, penjual ubi, serta menggembala sapi demi untuk menutupi iuran SPP sekolah.
Setamat SMA, Amran diterima di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar.
Namun melihat kondisi ekonomi keluarganya yang serba pas-pasan, Amran pun ragu melanjutkan pendidikan perguruan tinggi.
Amran lalu tinggal di pondokan sekitar Unhas yang kondisinya terbilang memprihatinkan. Tidur dengan kasur berjamur dan bakteri tanpa sprei.
Amran juga rela makan hanya sekali sehari demi menghemat uang kiriman dari kampung.
Lulus kuliah, dia lalu bekerja sebagai buruh pabrik gula di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV. Honornya Rp150 ribu per bulan. Hanya tiga tahun ia bertahan.
Naluri bisnisnya membuncah ketika ia berhenti menjadi pegawai.
Saat serangan hama tikus tengah marak di Indonesia, Amran pun terinspirasi menciptakan formula racun tikus.
Amran meneliti secara otodidak. Semua itu kisah nyata yang terekam rapih untuk ia ceritakan ke anak cucu serta generasi muda.
Lambat laun racun tikus miliknya digunakan oleh 2,5 juta petani di Indonesia. Bahkan bisa diekspor ke Jepang, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan beberapa negara lain.
Kala itu, Amran muda hanya mengantongi modal Rp 500 ribu bersumber dari pinjaman bank.
Berkat kegigihan dan kerja keras tanpa keluh dan kata menyerah, usahanya berkembang pesat hingga menghasilkan omset triliunan rupiah hanya dalam waktu 7 tahun.
Di bawah bendera Tiran Group, Andi Amran Sulaiman telah mendirikan puluhan anak usaha yang bergerak di berbagai lini. Mulai dari bidang Industri, Pertambangan, Perkebunan, Peternakan, energi hingga distributor.
Buah dari pencapaiannya itu menjadi alasan bagi Presiden Joko Widodo memilih dirinya masuk ke jajaran menteri Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla periode 2014-2019.
Meski berasal dari kampung, Andi Amran Sulaiman dipercaya menjadi Menteri Pertanian.
Selain kerja keras, Amran juga memegang prinsip the power of sedekah. Istilah yang tak asing lagi ditelinga ini menunjukkan betapa sedekah memiliki kekuatan ajaib untuk menggapai keselamatan di dunia maupun di akhirat kelak.
Baginya berbuat dan menebar kebaikan kepada sesama adalah investasi terbaik dalam hidup dan juga bekal paling berkualitas di akhirat kelak.
“Investasi terbaik adalah sedekah,” ucapnya. (fajar.co.id)