MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM – Ada-ada saja modus dilakukan sebagaian kalangan menghalalkan segala cara untuk meraih ambisi menuju hajatan politik 2024.
Bahakan sejau ini, ada yang duluan curi start. Misalnya seperti dokter Udin Saputra Malik.
Apapun bentuk kegiatan seakan berujar atas dan nama kemanusiaan diumbar sebagai “jualan politik”. Bahakan dikemas dalam bentuk olahraga, senam, diskusi, pengajian lorong. Bahkan Aparatur Sipil Negara (ASN) pun dilibatkan dengan dalil kemanusiaan.
Pengamat Politik serta konsultan politik, Dedi Alamsyah Mannaroi kembali melontarkan kritik pedas kepada Udin Saputra Malik yang dianggap ingin nguasai dan mewajibkan ASN dan honor Pemkot ikut dalam setiap event kegiatan politiknya
“Oo iyah, saya juga dengar bahkan saya lihat percakapan grup WA kalau pengurus RT/RW dan ASN resah ada tekanan seperti itu,” kata Dedi, Selasa (14/3).
Menurutnya tindakan tersebut tidak boleh terjadi, apalagi Udin bukan juga berstatus PNS. Hal ini kata dia, menciderai jalanya Pemerintahan ke depan.
“Lagi pula kenapa mesti diwajibkan? Memangnya Udin itu siapa? Apa jabatannya di Pemkot sampai-sampai mewajibkan orang datang di acaranya untuk kepentingan politiknya,” ungkapnya.
Direktur Eksekutif Duta Politika Indonesia (DPI) itu menuturlan, meskipun semua orang berhak berkompetisi dalam dunia demokrasi.
Namun, harus realistis.
Kalau hanya ambisi untuk meraih syahwat politik pilwali 2024.
Ragam cara dilakukan untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas tanpa melihat apa efek dari tindakanya, akan membuat citra negatif di masyarakat.
Dia pun menilai Udin Saputra hanya numpang nama di belakang Wali kota Moh Ramdhan Pomanto yang saat ini sedang menjabat.
“Orang seperti Udin itu bahaya, dan membawa citra buruk bagi mertuanya yang notabene Wali kota Makassar. Sudahlah jangan “aji mumpung” karena menantunya wali kota seolah-olah kelakuannya melebihi anak,” terang orang pernah penjadi konsultan Pilkada itu.
Dia juga menyebutkan bahwa Udin Saputra seharunsya kreatif berkompetisi dengan calon lain rebut simpasi warga. Bukan dengan cara menekan ASN paun tenaga kontrak hadir di acaranya.
Ia juga menyarankan, jika benar-benar fokus program kemanusiaan seperti jabata diemban Ketua Forum Kemanusiaan Kota Makassar (FKKM) kota Makassar. Memberikqn juga peluang dan pelatihan kepada sesama profesi kesehatanya di lokaai prakteknya.
“Bersaing dengan cara sehat dan fair untuk maju di pilwali Makassar,” tuturnya.
“Ada 1 hal yang saya mau tanyakan dan tolong dipertegas, dokter Udin itu praktek dokternya dimana?. Dokter disebut dokter kalau praktek.Dosen disebut dosen jlu dia ngajar mahasiswa di kampus,” sambung Dedi.
Saat dikonfirmasi dokter Udin Ihwal pelibatan ASN hingga tenaga honor dalam kegiatanya. Ia enggan memberikan klarifikasi.
Biasanya jika dikonfirmasi tidak cukup 1 atau 2 jam merespon via WhatsAp. (Yadi)