Katanya Forum Kemanusiaan, Kok Dokter Udin Ingin Dirinya Dilibatkan Dalam Kegiatan Semua OPD Pemkot

  • Bagikan
Dokter Udin Saputra

MAKASSAR, RAKAYATSULBAR.COM — Menantu Wali Kota Makassar, Dokter Udin Saputra menghendaki agar semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melibatkan dirinya dalam setiap kegiatan Pemerintahan.

Ia juga keberatan, selama ini tak  dilibatkan atau diundang dalam acara dilakukan Dinas Kesehatan Kota Makassar. Padahal dirinya berprofesi sebagai dokter.

“Saya ini dokter, malahan hanya Dinas kesehatan yang tidak pernah undang saya di acara kesehatan. Padahal Infokom, Bappeda, Kecamatan saya diundang,” kata Udin kepada awak media, Rabu (15/2/2023) malam.

Belakangan ini, berbagai pencitraan terus dilakukan. Apalagi kabar burung bahwa dokter Udin Saputra Malik akan maju di kontestasi Pilwali Makassar 2024 kian benderang.

Saat ini menjabat sebagai Ketua Forum Kemanusiaan Kota Makassar (FKKM), dr. Udin kerap numpang popularitas pada program Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Makassar.

Tak hanya pada popularitas, dokter Udin juga untuk dengan kedekatanya sebagai menantu Walikota ragam cara dilakukan demi menaikkan elektabilitas.

Tak hayal jika,  upaya nebeng untuk perkenalan diri di hajatan Pemkot setiap event. Mulai pendidikan, Kesehatan, Program lorong wisata, dan  kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan dan kelurahan.

Giat yang dilakukan dokter untuk ajang popularitas dan numpang nama. Mendapat kritikan keras dari Direktur Eksekutif Lembaga Survei PT Duta Politika Indonesia (DPI) Dedi Alamsyah Mannaroi. 

Ia menilai, publik perlu mengetahui rekam jejak sosok dokter Udin jika  ingin maju Pilwali 2024. Apalagi mau melanjutkan kepemimpinan sosok Walikota Danny Pomanto.

“Apalagi sosok menantu yang akhir-akhir ini tiba-tiba muncul bak Robin Hood. Perlu dikaji lebih jauh sosok siapa itu dokter Udin Malik. Gimana dulu saat kuliahnya, cerdas atau tidak,” ujarnya, Rabu (15/2/2023).

Diketahui, arti popularitas adalah tingkat keterkenalan di mata publik. Diartikan juga sebagai bermacam cara   ketenaran yang dimiliki seseorang. Sedangkan elektabilitas adalah tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria pilihan.

Dengan begitu, Dedi meminta kepada bakal calon pendatang baru atau wajah lama mau di Pilwali Makassar 2024 agar selalu waspada. 

Dan ini harus jadi kajian bagi orang-orang yang telah lama berjuang bersama Walikota Danny Pomanto yang mau maju di pilwali Makassar gantikan DP.

“Calon-calin lain harus waspada.Tapi kembali lagi siapapun berhak maju dipiwali, hanya saja sangat memalukan jika seorang laki-laki sudah minta anak gadisnya orang kini dia mau minta jabatan seenaknya saja,” katanya. 

“Apakah diri kalian dianggap atau ternyata harus kalah bersaing dengan anak kemarin sore,” lanjutanya.

Diketahui juga Flayer kontak darurat dokter Udin disorot warganet. Komentar nyinyir tak terbendung. Karena fotonya lebih besar dari tulisan.

Ini berawal saat hujan deras yang melanda kota Makassar Senin, (13/2/2023) kemarin menyebabkan banjir hampir diseluruh wilayah.

Akibatnya, aktivitas warga terhambat hingga anak sekolah harus dipulangkan lebih awal.

Melihat kondisi itu, Pemerintah Kota Makassar menyebarkan nomor darurat yang bisa dihubungi warga jika membutuhkan bantuan. Seperti nomor BPBD Makassar, Basarnas Sulsel, Dompet Dhuafa hingga SAR Unhas untuk membantu masyarakat.

Kontak tersebut tersebar di berbagai platform media sosial baik yang dishare oleh pemerintah maupun individu. Seperti misalnya Dokter Udin Malik, menantu Wali Kota Makassar yang menyebarkan nomor tersebut disertai dengan fotonya.

Namun bukannya mendapat respon positif, flayer kontak darurat dokter Udin justru menjadi pembahasan lantaran fotonya yang terlalu besar.

Itu diketahui usai akun twitter @daeng_info mengupload flayer dokter Udin disertai caption.

“Niatnya sudah bagus, tapi sayang fotonya jauh lebih besar dari pada tulisannya,” tulis @daeng_info dikutip, Selasa, (14/2/2023).

Memang, foto dokter Udin di Flayer tersebut terlihat lebih besar dari pada kontak darurat.

Postingan tersebut kemudian mendapat berbagai tanggapan dari warganet.

“Klo mau lanjutkan rezim, harus diajari soft branding dulu. Kenapa kayak boomer sekali brandingnya,” tulis warganet.

“Masukku saya.. Klo mau ki membantu pake nama mo.. Na cari jaki itu orang mukatta..Addehh musti tong ki zoom in no telponga ckckc,” tulis yang lainnya.

“Nomor darurat tidak nampak,” ucap akun konsonan.

“Wkwkwkwkwkwekek….pansos tingkat dewa kapenggg,” sebutnya. (Yadi)

  • Bagikan