MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM — Belakangan ini menantu Wali Kota Makassar Danny Pomanto, Dokter Udin Shaputra Malik kerap berkeliling masyarakat memberikan edukasi seputar kesehatan.
Bahkan para Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mulai Dinas hingga Kecamatan dan Kelurahan selalu memberikan ruang untuk dokter Udin poles citra diri. Dibungkus dalam bentuk perkenalan alias sosialisasi program Pemkot.
Namun, publik sudah membaca. Gelirya seperti itu memberi isyarat untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Wali Kota Makassar 2024.
Jika dilihat figur potensial pilwali. Padahal masih banyak pendatang baru seperti Rudianto Lallo (Ketua DPRD Makassar), Ahmad Susanto (Ketua KONI Makassar), Ali Rasyid Ali (Ketua Demokrat Makassar), Andi Bukti Jufri (Kepala Balitbangda Makassar). Belum lagi figur wajah lama, Munafri Arifuddin, Syamsu Rizal, Fatmawati Rusdi, Fadli Anada.
Jika dokter Udin Maju seperti pernah menyampaikan isyarat kesediaan. Maka publik juga bingung karena belum ada track record dari sosok dokter udin. Belum lagi tidak dikenal di kalangan masyarakat Makassar secara umum.
Lantas bagaimana menganalisa peluang dokter Udin di Pilwali Makassar 2024. Pengamat Politik Direktur Profetik Institute, Muh Asratillah mengatakan dokter Udin tetap memiliki tantangan yang tidak kecil.
“Rekam jejak dokter Udin belum begitu nampak di tengah-tengah publik Makassar,” ujarnya, Rabu (8/2/23).
“Kemudian dokter Udin tidak akan semudah membalikkan telapak tangan mentake-over jejaring elektoral pak DP,” sambungnya.
Oleh karena itu, dikatakan dalam hajatan pilwali sebelumnya Danny Pomanto tentunya tidak kerja sendiri. Selain itu sampai saat ini belum ada brand-politik dari dokter Udin yang melekat erat di benak warga Makassar.
“Begitu pula dengan program-program yang dibuat belum ada yang bisa dianggap menjadi ciri khas dokter Udin yang membedakannya dari bakal kandidat lain,” jelasnya.
Dia menyarankan, jika dokter Udin jika memang bertekad maju berkontestasi dalam pilwali Makassar mendatang, maka mesti memantapkan dua hal.
“Pertama, memantapkan jejaring tim dan relawan. Kedua, memantapkan model komunikasi politik yang digunakan,” demikian saran dia.
Meskipun masih meragukan peluang dokter Udin. Akan tetapi dia menilai setiap warga negara punya hak politik untuk mengkondisikan diri termasuk dokter Udin.
Selama memenuhi syarat seperti yang tertera dalam undang-undang. Cuman yang menjadi soal berikutnya adalah, seberapa besar peluang keterpilihannya ?.
“Dokter Udin sebagai pendatang baru dalam pilwali Makassar mendatang tentu punya peluang dan tantangannya sendiri,” ungkapnya.
Dari segi peluang, dokter Udin adalah menantu Danny Pomanto, walikota Makassar aktif hingga saat ini. Hal ini memberikan beberapa keuntungan-keuntungan bagi dokter Udin.
Misalnya dokter Udin selama bisa mengasosiasikan dirinya dengan kuat terhadap DP maka popularitas dirinya akan terseret naik seturut perkembangan kinerja waliKota Danny Pomanto.
“Selain itu tidak menutup kemungkinan dokter Udin bisa turut serta berpartisipasi dalam program-program pak DP yang sifatnya populis,” pungkasnya. (*)