MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM – Gubernur Kalimantan Timur Dr. H Isran Noor didaulat menyampaikan kuliah umum di Universitas Hasanuddin.
Isran dalam pemaparannya membahas Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang terkait dengan agenda pemerataan pembangunan.Isran membawakan materi dengan judul
“Tantangan dan Prosfek IKN dalam mewujudkan pembangunan berkeadilan”. Kuliah umum tersebut berlangsung di Ruang Senat Rektorat Unhas, Kamis ( 26/1/23).
“Bapak Presiden selalu menyatakan pemindahan ibu kota itu adalah sebuah transformasi peradaban yang di dalamnya adalah transformasi pembangunan ekonomi yang berkeadilan, dalam tanda petik relatif pemerataan,” ujar Isran.
Isran menyebut, pembangunan infrastruktur di Indonesia selama ini hanya tertumpu di Pulau Jawa yang mengakibatkan adanya kesenjangan antara Pulau Jawa dan luar Jawa.
Menurutnya, pada tahun 2019, dana pembangunan yang dialokasikan pemerintah pusat juga belum merata.
“Didapat bahwa 54 persen dana pembangunan infrastruktur itu ada di pulau Jawa. Bisa dibayangkan bagaimana pulau Jawa menguasai dalam hal pembiayaan pembangunan infrastruktur,” tuturnya.
“Artinya hanya 46 persen biaya pembangunan infrastruktur itu dibagi-bagi, pulau Sumatera, termasuk wilayah Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara,” sambung Isran.
Isran melanjutkan, kesenjangan itu tidak hanya dari sisi infrastruktur semata, namun juga perekonomian.
Namun dia meyakini ada titik terang atas problem pemerataan pembangunan di tengah rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Hal itu disusul dengan adanya revisi Undang Undang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah pada tahun 2021.
Isran mengaku sempat mengusulkan agar terjadi pemerataan ke seluruh wilayah dengan mengubah struktur anggaran.
“Karena selama ini APBN itu dikelola dana pusat itu 70 persen. Hanya 30 persen yang dibagikan ke 34 provinsi dan 514 kabupaten kota,” tuturnya.
“Bagaimana kalau di balik yang 30 persen dikelola pusat, yang 70 persen itu disebar ke daerah agar kapasitas keuangan pemerintah daerah itu memadai, itu pun belum cukup, tapi lebih berkeadilan,” pungkasnya.
Tidak hanya itu, lanjut Isran, letak geografis Kaltim yang berada di tengah-tengah Indonesia, serta termasuk daerah yang relatif aman dari gempa bumi, menjadikan Kaltim dipilih sebagai lokasi ibu kota negara baru Indonesia oleh Presiden Joko Widodo dan pemerintah pusat.
Dalam sambutannya Prof. JJ menyampaikan selamat datang kepada Gubernur Kaltim beserta rombongan yang telah berkunjung ke Unhas.
Dirinya menyatakan kesiapan serta dukungan Unhas sebagai perguruan tinggi dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di wilayah Kalimantan Timur.
“Unhas siap menjadi bagian dari penggerak, penopang serta memperkuat bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai bersama. Semoga keberadaan Unhas selalu menjadi mitra strategis bersama siapapun, terkhusus untuk pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, yang hari ini kami terima secara khusus,” jelas Prof. JJ.
Lebih lanjut, Prof. JJ menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum terbaik untuk membuktikan peran terbaik Unhas untuk menjadi bagian dari proses penguatan Ibu Kota Negara (IKN).
“Kontribusi yang diberikan melalui kajian-kajian keilmuan pendidikan akan memberikan peluang besar bagi penguatan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan,” tuturnya. (Yadi)