Kada Petahana Pikir-pikir Nyaleg

  • Bagikan
Parpol Target Tinggi di Pemilu 2024 Mendatang

MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM – Tak pasti. Kepala daerah berstatus petahana nampaknya pikir-pikir untuk maju sebagai Calon Legislatif pada Pemilu 2024 mendatang.

Salah satu pertimbangannya tentu ongkos politik yang akan membengkak jika harus maju di Pileg dan Pilkada 2024. Meski demikian instruksi partai tentu tak bisa ditawar.

Partai Golkar misalnya. Dalam daftar bacaleg yang digodok, tak ada nama Suhartina (wabup Maros), Kartini Ottong (wabup Sinjai), atau Rahmat Masri Bandaso (Wakil Wali Kota Palopo).

Terkait hal itu, Sekretaris DPD I Golkar Sulsel, Marzuki Wadeng menjelaskan jika usulan komposisi caleg DPR RI yang disampaikan ke DPP Golkar sifatnya masih relatif.

“Jadi, itu usulan nama-nama caleg DPR RI partai Golkar. Kan masih sementara. Belum final,” jelasnya saat diwawancarai Harian Rakyat Sulsel, Selasa (24/1/2023).

Diakui Marzuki Wadeng, nama-nama bacaleg dari Dapil I, II dan III se-Sulsel adalah usulan dari DPD I Golkar Sulsel. Oleh sebab itu, mantan anggota DPRD Sulsel itu menyebutkan bahwa mendekati DCS (Daftar Caleg Sementara) dipastikan akan berubah.

Menurutnya, kedepan sebelum ditetapkan juga menjadi Daftar Caleg Tetap (DCT), maka disusun kembali komposisi, sehingga kader yang belum diakomodir akan dimasukan.

Ia menyebutkan bahwa instruksi DPP untuk kader yang berstatus kepala daerah agar didorong maju di Pileg 2024. Namun, bagi kader Kada yang masa jabatan hingga 2024 mungkin saja ini menjadi pertimbangan.

“Nanti, kan masuk DCS akan berubah. Sebelum ditetapkan ke DCT,” tuturnya.

Dikatakan, untuk beberapa kader yang namanya tak masuk di daftar bacaleg, Marzuki berpandangan jika ada pertimbangan lain sehingga belum dimasukan di daftar.

“Mungkin ada pertimbangan lain. Tapi bagi kami semua kader terbaik, kalau tidak maju caleg, disiapkan maju pilkada 2024,” pungkasnya.

Sedangkan, Ketua Bappilu DPW PAN Sulsel, Irfan AB mengatakan bahwa DPP PAN dan DPW telah menginstruksikan kepada semua kader untuk maju mencaleg.

Menurutnya, edaran ini berlaku bagi semua kader PAN. Baik petahana di DPRD semua tingkatan dan kader yang mau maju pilkada dan masih menjabat.

“PAN menginstruksikan kepada seluruh anggota DPRD untuk Maccaleg. Termasuk yang mau jadi calon bupati,” jelasnya.

Untuk komposisi kata dia, DPR RI sudah hampir rampung. Begitu juga dengan komposisi bacaleg tingkat Kabupaten/kota hingga Provinsi.

Khusus DPR RI kata Irfan, ketua DPW PAN Sulsel, Ashabul Kahfi juga caleg petahana akan maju kembali. Begitu juga Yuliani Paris akan maju di dapil yang sama. Serta dirinya sebagai pendatang baru di dapil II.

“Kalau DPR RI kita sudah hampir rampung, Provinsi juga tinggal beberapa dapil dan DPR kabupaten juga masih,” tuturnya.

“Untuk DPR RI petahana Dapil 1, masih pak Kahfi, Dua itu Yuliani dan saya Irfan AB,” sambung anggota DPRD Sulsel itu.

Target PAN sendiri di Pemilu 2024, DPR RI minimal 3 kursi, DPRD Provinsi 11 dapil semua akan terisi. Kecuali satu dapil di Toraja. Diakui Irfan susah bertarung di Toraja.

Maka pihaknya, memerintahkan kepada seluruh caleg maupun anggota DPRD selalu mengadakan sosialisasi ke masyarakat.

“Selain Toraja, target kursi Minimal 10 kursi. Kabupaten kota minimal 100. Sekarang 70-an,” ungkapnya.

Ketua Bappilu Partai Demokrat Sulsel, Andi Januar Jaury mengatakan, sebagian kader internal Demokrat masih bersedia di dorong maju, baik DPR RI dan Daerah.

“Kader Demokrat masih punya potensi dan punya basis riil maju kembali mencaleg. Tentu masih dibutuhlan partai,” katanya.

Menurutnya, saat ini animo figur eksternal yang ingin mengendarai partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono di Pileg cukup besar untuk maju caleg.

“Namun kami fokus terhadap kader sendiri dan perekrutan figur potensial. Hampir sama dengan partai lain. Sampai saat ini kualifikasi Partai Demokrat yang diutamakan itu kader, kedua mantan kepala daerah, mantan pejabat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda,” kata Januar.

Anggota DPRD Sulsel itu mengatakan, untuk perekrutan figur dari kalangan milenial berjalan normatif. Sebab pihaknya juga melihat potensi figur milenial, misalnya konsep apa yang ditawarkan.

“Berbicara milenial, apa yang ingin kita jual? Karena umur? Yang terjadi sekarang hanya karena umur diidentikkan dengan milenial,” katanya.

Tapi apakah dia memiliki konsep. Dirinya berharap Demokrat menjadi minat para generasi gen Z. Hanya saja Demokrat lebih presisi dengan konsep calon Milenial tersebut. “Jadi, tentu bukan hanya pendekatan umur saja,” jelasnya melanjutkan. (Rakyatsulsel.co)

  • Bagikan