DPRD Sulbar & Biro Hukum Acuh Terhadap Keluhan Masyarakat, Konflik Petani dan Perusahaan Sawit di Mateng Berpotensi Memanas

  • Bagikan
Nauval Farhan

MATENG, RAKYATSULBAR.COM – Petani Sawit Desa Tobadak di Rawa Indah kembali bersitegang dengan pihak PT WKSM.  Dimana pihak perusahaan yang didampingi oleh aparat kepolisian, kembali menggeruduk lahan sawit masyarakat, Rabu (18/1/23).

Menurut pengakuan salah satu warga, pihak perusahaan melarang masyarakat masuk ke lahan pertaniannya imbas dari aksi demonstrasi masyarakat bersama HMI Cabang Mamuju di DPRD Sulawesi Barat dan Biro Hukum beberapa waktu yang lalu.

Nauval Farhan salah satu kader HMI Cabang Mamuju yang turut mendampingi masyarakat petani sawit dalam mengadvokasi kasus tersebut, mengaku telah menerima laporan tersebut dari masyarakat pada kamis pagi (19/1/23).

“Beberapa waktu yang lalu, kami telah membersamai petani dari desa Tobadak, Kecamatan Tobadak yang masuk wilayah Rawa Indah dan sekitarnya melakukan aksi demonstrasi juga hearing dengan DPRD dan Biro Hukum,”jelasnya.

“Akibat dari keluhan petani sawit yang di laporkan kepada kami terkait konflik mereka dengan PT. WKSM yang sudah berlangsung selama beberapa tahun. Menurut mereka, pihak PT WKSM telah melakukan perampasan lahan sawit milik petani,” sambung Nauval.

Nauval menyayangkan sikap dari DPRD Provinsi Sulawesi Barat serta Biro Hukum yang terkesan acuh tak acuh dalam menyelesaikan polemik tersebut.

“Padahal pada saat hearing, kita sudah bersepakat bahwa Biro Hukum dan DPRD Provinsi Sulawesi Barat akan memanggil seluruh lembaga terkait untuk menyelesaikan masalah ini. Namun sampai sekarang belum ada kejelasan dari kedua instansi tersebut, bahkan janji mereka untuk melakukan tinjauan lapangan belum juga mereka laksanakan,”tukasnya.

“Kami sangat berharap agar Biro Hukum dan DPRD Sulbar bisa konsisten dengan apa yang menjadi kesepakatan kita pada saat hearing, karena kami melihat luapan kemarahan dari keluhan yang petani sawit ini sampaikan kepada kami. Ketika hal ini tidak diselesaikan secepatnya, maka ada potensi konflik besar yang akan terjadi. Ini yang mestinya kita hindari,” sambungnya. (*)

  • Bagikan