UMI Kembali Kukuhkan 3 Mantan Rektor, Jadi Guru Besar

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM- Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, mengukuhkan tiga guru besar baru. Proees berlangsung di diundang ki liputan pengukuhan guru besar UMI di Auditorium Al Jibra, Selasa (17/1/23).

Mereka adalah para mantan Rektor di Kampus berbeda. Kini baru menyandang gelar guru besar. Pertama, Prof. Dr. Lauddin Marsuni, S.H, M.H (Mantan Rektor Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo). Ia memaparkan pidato dengan judul “Reaktaisasi Prinsip Negara Hukum Dalam Pembentukan Perundang-Undangan di Indonesia”.

Kedua, Prof. Dr. Abdul Rahman, SH. MH (Mantan Rektor Universitas 45/Unibos Makassar). Pidato dengan judul ” Model Bicameral System Dalam Sistem Parlemen Indonesia Pasca Perubahan UU 1945″.

Ketiga adalah, Prof. Dr. Kaharuddin, (Mantan Rektor Universitas Sawerigading). Menyampaikan pidato bertajuk ” Penetrasi Bahasa Dan Ancaman Kepunahan Bahasa Daerah di Era Komunikasi Digital di Provinsi Sulsel”.

Sebelum dikukuhkan secara resmi, ketiga profesor baru ini menyampaikan orasi ilmiah dari hasil penelitiannya masing-masing.

Rektor UMI Makassar, Prof. Basri Modding mengatakan saat ini UMI memiliki 50 guru besar. Bahakan jumlah Profesor terbanyak di lingkul LLDikti IX dan luar pulau Jawa.

“Saat ini ada 50 guru besar di UMI. Bulan depan ada 2 guru besar di FH UMI. Sekarnag saja ada 20 mengusul. Artinya guru besar terbanyak,” singkat Basri Modding.

Ketua Dewan Guru Besar UMI, Prof. Dr. Mansyur Ramli hari ini UMI kembali kukuhkan 3 mantan Rektor di menyandang guru besar di UMI. Apalagi ketinganya punya pengalaman mampuni.

“Kami patut berbagga, kelebihan ukuran guru besar hari ini 3 Profesor, mudah-mudahan bermanfaat,” jelasnya.

“Tapi Umur boleh tua, tapi semangat masih muda keutamaan pengembangan ilmu pengetahuan,” samung Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI itu disambut tawa.

Dijatakan, kriteria penghargaan guru besar itu ternyata lebih tinggi karena merupakan suatu ketentuan bumi atau terus memacu iilmu pengetahuan, bukan hanya sekedar menambah kata gelar di depan nama.

“Tapi guru besar mempunyai peranan khas di perguruan tinggi tidak terlepas dari pengembangan ilmu pengetahuan, Inilah saat yang paling berbahagia,” katanya. (Yadi).

  • Bagikan