Ini Harapan Novita Sari Basmin Saat Terpilih Presidium Forhati Palopo

  • Bagikan

PALOPO, RAKYATSULBAR.COM- Terpilih sebagai formatur baru FORHATI Palopo pada Musyawarah Daerah ke-IV di Mega Plaza Palopo pada Rabu, 10 November melalui mekanisme Musyawarah dan pemilihan, Novita Sari Basmin bersama dua rekannya, Ilmiati Illing, dan Dindradika Prasti memberi harapan tersendiri bagi organisasi alumni HMI yang dihuni khusus perempuan tersebut.

Novita Sari Basmin salah satu presidium terpilih, selama ini dikenal aktif di berbagai organisasi kepemudaan, salah satunya KNPI Sulsel. Sebagai salah satu Alumni Ilmu Pemerintahan Fisip Unhas ini dari sejak mahasiswa terlibat aktif dalam berbagai kegiatan organisasi sehingga membuatnya mampu membangun jejaring yang luas.

Saat dimintai keterangan beberapa saat setelah ditetapkan sebagai Presidium Forhati Kota Palopo, perempuan yang akrab disapa Novi ini menyampaikan pandangannya.

“Pertama kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Kanda-Yunda telah memberi kami kepercayaan membaktikan diri pada organisasi yang produktif sebesar Forhati ini. Keberadaan saya secara pribadi di Forhati ingin membangun etika kepedulian (ethic of care) yang tak sekedar menempatkan diri menjadi simbol keterwakilan perempuan dalam organisasi, tapi kehadiran saya dan dua rekan saya berusaha memberi keteladanan bahwa semangat untuk bertumbuh itu diawali dari saling peduli,” ungkapnya.

“Ujian kita menghadapi tantangan peradaban ke depan semakin kompleks, kita diperhadapkan dengan berbagai masalah lama yang belum tuntas terkait pembangunan Sumber Daya Manusia, kini muncul beragam fenomena baru yang hadir di depan mata untuk diselesaikan hanya dengan cara bersama dan kerjasama yang didahului oleh saling peduli terlebih dahulu,”sambunya.

“Saya selalu meyakini, generasi bangsa kita bertabur talenta berbakat, kita tak pernah kekurangan stok, namun kadang gagasan kita kerap kali tidak menemukan momentum disebabkan kita tidak saling bicara, tidak berani menyampaikan ide masing-masing untuk dibicarakan secara dialektis. Kita membutuhkan beragam ide untuk saling mengisi yang sifatnya konstruktif, bukan bersifat jangka pendek yang dapat menggerus proses dan kualitas diri kita,” ungkapnya sambil tersenyum.

Baginya, itu faktor penentu berhasil tidaknya suatu organisasi, idenya harus berbicara terkait kedalaman saling kenal, saling memahami, selanjutnya membangun visi bersama menyongsong medan perjuangan. (*)

  • Bagikan