MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM– Sejumlah nasabah Bank Sulselbar mendatangi kantor Cabang Mamuju untuk menanyakan nasib tabungan mereka yang raib dari rekening, Senin (7/11/22).
Para nasabah tersebut melaporkan kehilangan tabungan yang bervariasi mulai dari Rp100 juta, Rp500 juta hingga Rp2,1 Miliar.
Salah satu nasabah Bank Sulselbar, Nirmalasari Aras menuturkan, ia baru mengetahui kehilangan tabungan sebanyak Rp2,1 Miliar setelah mendapatkan kabar dari nasabah lain di awal bulan Oktober 2022.
“Saya baru tau sebulan ini, awalnya saya tidak mau cek karena kata bank dana saya dan mertua itu aman. Setelah ketemu nasabah lain disuruh cek lalu saya datang ke kantor bank minta rekening koran, ternyata dana saya sudah tidak ada. Semua hasil usaha-usaha dan gaji saya di simpan di rekening bahkan ada juga dari bank lain saya cabut dan simpan disini,” kata Nirmalasari.
Pengusaha sawit tersebut mengaku, awalnya dia mulai menabung di bank Sulselbar sejak tahun 2019. Saat itu petugas funding bank Sulselbar menawarkan sejumlah bunga yang cukup tinggi yang akan diterimah setiap bulan beserta program undian mobil. Hingga Oktober 2022, saldo tabungannya yang raib mencapai Rp2,1 miliar.
“Saya dijanjikan setiap bulan akan mendapatkan bunga sekian jika dana di hold, bahkan ada dana saya dari BRI yang saya cabut agar mencukupi Rp 2 miliar itu, tapi setelah saya cek tidak masuk uang Rp 300 juta di rekening,” paparnya.
Keanehan mulai dirasakan Nirmalasari kalah mendapati ada transaksi keluar dua kali dengan jumlah Rp 500 juta lalu Rp 700 juta yang tidak dikonfirmasi pihak bank kepadanya.
Sesuai pengalaman Nirmalasari, biasanya jika ada transaksi keluar yang besar terlebih dahulu ia selalu dikonfimasi pihak bank, tetapi saat dua transaksi keluar itu ia tidak dikonfirmasi.
“Saya cek ada transaksi keluar Rp 500 juta lalu Rp 700 juta, biasanya kalau ada penarikan uang dengan jumlah yang besar itu ditelepon oleh pihak bank, sampai saya marah-marah ini uang saya, kenapa kalau saya ambil. Tetapi kenapa ini keluar tanpa sepengatahuan saya. Terus saya tanyakan dikemanakan itu uang saya, dijawab bu Hermin (petugas funding bank Sulselbar yang menarinya) katanya itu proses holding dari bank,” tanya Nirmalasari pada pihak Bank Sulselbar.
Nasib tak baik juga dialami nasabah lainnya, Nanna tabungannya senilai Rp 500 juta yang dijemput oleh petugas funding bank Sulselbar tidak disetorkan ke rekeningnya.
Ia mengaku sempat menanyakan hak tersebut pada petugas funding itu tetapi hanya diberi surat yang berisi cap, logo yang dibubuhi dengan materai 10.000 dengan tanda tangan dengan alasan itu program dari Bank Sulselbar.
“Saya dikasikan selembaran terus saya tanya kenapa tidak ada direkening, dia bilang itu programnya bank BPD (bank Sulselbar),”ucapnya.
Sementara Nurmi yang kehilangan dana Rp 100 juta mengaku selama proses penyetoran uang, dia selalu lewat teller. Nurmi mengaku ditawari program cask perbulan jika mencapai tabungan Rp 100 juta.
“Ada tablet diperlihatkan, setelah tiga bulan menyimpan uang kita diberikan cash back perbulan. Tidak pernah saya berikan uang di rumah saya langsung di bank,” terangnya.
Sementara pihak Bank Sulselbar mengaku, masalah ini telah dilaporkan dan diproses hukum. Pihak bank juga telah menonaktifkan tenaga funding yang diduga melakukan hal tersebut.
“Saat ini dalam proses penegak hukum dan kita pun masih validasi data. Bank akan bertanggung jawab dan keamanan uang nasabah jadi prioritas bank tetapi saat ini kami masih melakukan proses validasi seluruh transaksi dan memastikan semua yang jadi hak nasabah itu terlindungi,” kata Fadli, Ketua tim investigasi Bank Sulselbar.
Hingga saat ini sudah ada 23 Nasabah yang telah melaporkan jadi korban kehilangan uang direkening bank Sulselbar. Diduga korban kehilangan dana ini akan bertambah, menyusul puluhan nasabah lainnya belum melaporkan hal tersebut. (*)