MAMASA, RAKYATSULBAR.COM – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) bersama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Mamasa menggelar acara Rekonsiliasi dan Rapat Pengendalian Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Mamasa di Hotel Sajojo Mamasa, Kamis (20/10/22).
Kegiatan tersebut menghadirkan 30 orang peserta yang tergabung dalam Tim Percepatan Stunting Kabupaten Mamasa.
Diketahui, kegiatan tersebut dibuka oleh olah Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Mamasa.
Drs Imanuel menyampaikan, pemerintah di mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan dan desa serius dalam penanganan penurunan angka stunting di Kabupaten Mamasa, sinergitas dengan instansi terkait perlu terus dikawal.
Imanuel juga mengatakan, dana-dana operasional yang telah dikucurkan oleh Pemerintah harus direncanakan dengan matang dan tepat sasaran.
“Manfaatkan semua potensi yang ada di masyarakat untuk dapat memfasilitasi penurunan angka stunting di Kabupaten Mamasa. Diharapkan masyarakat kalangan menengah atas ikut terlibat langsung dengan memberikan bantuan kepada keluarga yang terindikasi memiliki anak stunting,”ungkap Imanuel
“Dana-dana sosial yang ada di Gereja dapat dialokasikan untuk membantu penurunan angka stunting,” sambunnya
Sementara itu, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Barat, Rusdiyanto Monoarfa, menyampaikan apresiasi kepada Bupati Mamasa beserta seluruh jajarannya dimana pada bulan Juni Tahun 2022 BKKBN berhasil meraih United National Population Award (UNPA) Tahun 2022 dan telah berhasil menyelenggarakan Pelayanan Sejuta Akseptor dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional ke 29.
“Saya berharap kegiatan penurunan Stunting bisa dikeroyok bersama. Saling bersinergi dengan berbagai lintas sektor. Kami berharap Tim Satgas yang telah ditugaskan dan mengawal penurunan angka stunting di Kabupaten Mamasa dapat diterima dan difasilitasi dengan baik,” ujar Rusdiyanto.
Ketua Penyelenggara kegiatan Rekonsiliasi dan Rapat Pengendalian Stunting Kabupaten Mamasa Edwin Bara, menyampaikan tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui progres Percepatan Penurunan Stunting, untuk memperkuat komitmen, memadukan serta mensinergikan program dan kegiatan lintas sektor terkait dalam PPS dan merumuskan strategi semester II Percepatan Penurunan Stunting.
Berdasarkan survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi yakni 24,4%, Sulawesi Barat masih tertinggi kedua di Indonesia yakni 33,8% dan Kabupaten Mamasa adalah 33,7%.
Instruksi Bapak Presiden bahwa Stunting sampai dengan 14% pada tahun 2024, Sulbar 18.61% dan Kabupaten Mamasa 19,79% dan pada tahun 2022 ini target Sulbar turun menjadi 28.49% dan Kabupaten Mamasa 29.86%. (*)