MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM– Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin pada 20 Oktober 2022 ini memasuki tahun ketiga memimpin Indonesia untuk periode kedua Jokowi sebagai kepala negara.
Lembaga SerumInstitutet menggelar diskusi bertajuk Refleksi sumpah pemuda dalam mengawal tiga tahun kepemimpinan Jokowi-Amin membangun Indonesia di Hotel D Maleo, Kamis (20/10/22).
Sejumlah pembicara dihadirkan diantaranya, akademisi Arief Wicaksono, Sekretaris NU Makassar Usman Sofyan, tokoh agama Abdul Wahid, Humas IDI Makassar Wahyudi Muchsin, perwakilan buruh Abd Muis serta sejumlah lembaga BEM dan ekstra kampus.
Arief Wicaksono mengatakan pemerintahan Jokowi-Amin di periode kedua ini begitu pro terhadap anak muda.
“Hal itu diperlihatkan dengan melibatkan kaum muda dalam kabinetnya, misalnya Nadiem Makarim di Mendikbud, Erick Thohir di BUMN, serta beberapa Stafsus presiden yang juga bahkan mayoritas pemuda,” jelas akademisi asal Universitas Bosowa tersebut.
Meski begitu, pemuda kata Arief perlu merefleksikan diri terkait perannya secara individu terhadap sejumlah masalah-masalah sosial yang ada di sekitarnya.
“Karena kan ada juga pemuda begitu apatis terhadap persoalan sosial. Nah, ini perlu kita refleksi diri agar peran kita sebagai pemuda bisa betul-betul dirasakan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Abd Wahid menilai pemerintahan Jokowi-Amin sewaktu masih menjadi kandidat di Pilpres, terjadi keterbelahan di masyarakat yang begitu kuat.
“Tetapi begitu sudah ditetapkan sebagai Presiden dan Wapres, Pak Jokowi langsung mengambil sikap dan mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali bersatu padu demi persatuan,” tuturnya.
“Dengan sikap Pak Jomowi saat itu, hingga sekarang ini saya melihat ada keteladanan dari seorang pemimpin. Sehingga menciptakan ketentraman dan kedamaian dalam berbangsa dan bernegara,” sambung dia.
Capaian Pemerintahan Jokowi-Amin juga diapresiasi oleh Wahyudi Muchsin, dia bilang dari data yang ada dalam penanganan pandemi Covid-19 Indonesia masuk kategori terbaik.
“Ini tentu tidak terlepas dari peran masyarakat, tenaga kesehatan, pemerintah dan seluruh pihak yang secara sadar bahwa Covid-19 harus dilawan secara bersama,” ujar pria berjulul dokter koboi itu.
Keberhasilan lain yang disorot Usman Sofyan adalah, Jokowi-Amin mampu menghadirkan ruang bagi pemuda dalam mengembangkan kapasitasnya untuk terus maju.
“Hampir seluruh lembaga dan kementerian di pemerintahan Jokowi-Amin selalu menyiapkan pengembangan diri bagi anak muda. Nah, ini adalah keberpihakan yang harus disambut baik,” tuturnya.
Meski begitu, Usman mengatakan anak muda punya tantangan di era teknologi saat ini adalah berita hoaks yang marak di media sosial.
“Sehingga kami di NU, selalu mengingatkan kepada santri-santri dan akan muda kita untuk hati-hati bermedsos, harus bijak serta cermat di dunia maya,” terang Usman.
Perwakilan buruh, Abd Muis menyebut memang Jokowi-Amin dalam hal tertentu patut diberi apresiasi, mengingat banyak prestasi yang telah dicapai.
Sementara perwakilan dari unsur mahasiswa memberikan catatan agar pemerintah lebih optimal dalam mendorong peran pemuda.
“Pemuda dan Mahasiswa memiliki peran yang penting dalam semua segmen utamanya dalam mendorong kebijakan yang pro masyarakat,” Zul Jalali (Ketua BEM FISIP Unismuh).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Agung Wahyudi (Ketua KAMMI Makassar) yang mendorong agar Pemerintah lebih mendorong peran pemuda dalam semua aspek, dengan harapan agar Pemuda memiliki kemampuan yang matang dalam menyongsong Kepemimpinan Indonesia masa depan. (*)