POLMAN,RAKYATSULBAR.COM– Sejarah penyebaran Islam di tanah Mandar tidak pernah hilang ditelan bumi dan sangat banyak meninggalkan jejak. Terbukti kali ini salah satu keturunan Syekh Abdul Rahim Kamaluddin Abdul Rahman Matta memperlihatkan kitab hasil buah tangan Syekh Abdul Rahim Kamaluddin sang tokoh penyebar agama Islam di kecamatan Binuang pada tahun 1610 Masehi.
Syekh Abd.Rahim Kamaluddin atau KH, Sande makamnya berada di desa Batetangnga, Dusun Penaniang atau dusun To Salama, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman, tak sedikit orang yang mengetahuinya berdatangan berziarah ke makam ke Tosalama ini, mereka datang dari berbagai daerah di Sulselbar seperti Pinrang, Sidrap Luwu Mapilli, Matakali dan kabupaten lainnya.
Untuk mengenang Haul Syekh Abdul Rahim Kamaluddin ini keturunan dan cucunya menggelar Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, di dekat makam Syekh Abdul Rahim Kamaluddin, di Dusun Tosalama, Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman, Rabu (12/10/22)
Tokoh adat pemerhati budaya Abdul Rahman Matta mengatakan, maulid yang dilakukan ini sekaligus mengenang Haul Syekh Abd. Rahim Kamaluddin, karena Syekh Abdul Rahim Kamaluddin ini merupakan tokoh penyebar agama Islam pertama di Kecamatan Binuang dan pertama masuknya Islam itu tepat di dusun Penaniang atau dusun Tosalama desa Batetangnga Kecamatan Binuang.
“Beliau memiliki dua nama yaitu Abd Rahim Kamaluddin, H.Sande, kenapa dikatakan KH Sande, Sande itu bahasa Pattae artinya “Sandaran” atau tempat bersandar sebab beliau itu dijadikan tumpuan atau kiblatnya masyarakat karena beliau merupakan guru Tasawuf sekaligus pemimpin yang sangat disenangi oleh masyarakat dan murid-muridnya,”jelas Rahman Matta.
Menurut Rahman Matta yang juga generasi ke 18 dari KH Syekh Abdul Rahim Kamaluddin menjelaskan Syekh Abd. Rahim Kamaluddin adalah tokoh penyebar agama Islam di Kecamatan Binuang dan pertama. Ia menyebarkan ajaran Islam itu tepatnya di dusun Penaniang desa Batetangnga.
“KH Syekh Abdul Rahim Kamaluddin ini tinggal di Dusun Penaniang atau dusun Tosalama sekitar Tahun 1610 Masehi dan ia mensiarkan Agama Islam di desa Batetangnga tepatnya di dusun Penaniang, terbukti makam beliau ada disini ( Red Di dusun Tosalama) serta peninggalan beliau yakni ada kolam dan sumur,
bahkan kitab yang ditulis masih ada saya pegang sampai sekarang kitab itu berumur sekira 400 tahun, ditulis menggunakan tinta getah pohon Cendana dan kertasnya itu menggunakan kulit kayu, isi dari kitab itu kata Rahman merupakan ajaran tau tuntunan dari KH Syekh Abdul Rahim Kamaluddin tentang ajaran Islam,”jelas Rahman Matta.
Kata dia Kegiatan Maulid ini sudah lama di programkan, namun baru bisa terlaksana karena adanya dukungan dari keluarga besar serta pemerintah setempat.
“Tujuan dari kegiatan ini untuk mengingatkan bahwa KH Syekh Abdul Rahim Kamaluddin merupakan penyebar agama Islam di Binuang dan tepatnya itu ada di dusun penaniang. Dan kalau pun ada yang ingin mengetahui lebih jauh lagi sejarah ini maka dipersilahkan menemui dirinya untuk berbagi pandangan atau cerita mengenai KH Syekh Abdul Rahim Kamaluddin,”katanya
“Kami hanya ini mengingatkan kepada semua masyarakat, KH Syekh Abdul Rahim Kamaluddin merupakan tokoh penyebar agama Islam pertama di Binuang dan tempat nya itu di dusun penaniang, kalau syekh Ma,Ruf yang ada di pulau Tosalama itu juga benar karena karomahnya bisa saja kalau wali namun semuanya ada, Syekh Yusuf saja orang bilang ada di Mesir dan ada juga di Gowa,”sambung Rahman.
Sementara itu, Kepala Desa Batetangnga Sumaila Damang yang hadir di acara itu menjelaskan, Makam ini adalah makam bersejarah, makam nenek moyang yang selama ini kita tidak mengetahui yang sebenarnya.
Ada juga makam Tosalama di Pulau Salama Kelurahan Amassangan, namun setelah adanya keluarga dari perantauan yang memberitahukan kepada kami bahwa makam Tosalama (wali) bisa saja ada 2 makam di tempat berbeda, seperti makamnya Tosalama Syekh Abd.Rahim Kamaluddin atau yang akrab disapa H.Sande
“Setelah mengetahui ini semua datang berziarah sekaligus melaksanakan Maulid Nabi dekat di Makam nenek moyang kami Insyallah setiap tahunnya akan diperingati Maulid ini dengan lebih besar lagi,” ucap Sumaila (Erw)