Lima Harapan Wakil Rektor II untuk Calon Nakes Rumah Sakit Unismuh

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM – Pelaksanaan tes wawancara calon Tenaga Kesehatan (Nakes) Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar berakhir, Rabu (21/9/22).

 

Seperti diberitakan sebelumnya, terdapat 113 pendaftar yang ikut tes sejak Selasa, 20 September 2022 lalu.

 

Para calon Nakes ini telah mengikuti tiga materi tes wawancara, yakni pengkhidmatan atau komitmen, profesionalitas, dan Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK).

 

Wakil Rektor II Unismuh, Prof Andi Sukri Syamsuri, usai melakukan tes wawancara mengatakan ada 5 komitmen yang diharapkan dari calon Nakes.

 

“Pertama, setia kepada lembaga Muhammadiyah. Kedua, bisa menjaga marwah RS PKU Muhammadiyah Unismuh Makassar. Ketiga, amanah dalam menjalankan tugas. Keempat, mengutamakan kepentingan lembaga di atas kepentingan pribadi serta kelima, tanggap terhadap kebijakan pimpinan,” terangnya.

 

Baca juga : https://rakyatsulbar.com/2022/09/21/akibat-cemburu-oknum-anggota-tni-di-polman-aniaya-warga-hingga-masuk-rsud/

 

Prof Sukri menilai calon Nakes memiliki komitmen yang baik. Hanya memang ada yang memilih kerja full time dan part time.

 

“Yang part time ini adalah orang orang yang sudah memiliki pekerjaan di tempat lain. Ini tidak salah karena ada aturan yang membolehkan, nanti ada wawancara khusus bagi calon Nakes yang memilih part time,” ujarnya.

 

Sementara itu, Direktur RS PKU Muhammadiyah Unismuh Makassar, Prof Syarifuddin Wahid, menekankan 3 poin soal profesionalitas calon Nakes.

 

Calon Nakes diharap dapat menjalankan semua fungsi RS dengan baik, memiliki komitmen melaksanakan amanah, serta bersedia bersama sama bekerja dari awal.

 

“Karena ini rumah sakit baru memulai, maka mari sama sama membangun dulu. Fungsi rumah sakit juga harus berjalan dengan baik,” tegas Prof Syarifuddin.

 

Selanjutnya, Ir HM Saleh Molla yang mewawancarai soal AIK, menuturkan pentingnya komitmen keislaman calon Nakes, seperti akidah, ibadah, dan pandangannya terhadap persyarikatan Muhammadiyah.

 

“Banyak peserta tes wawancara yang sama sekali belum pernah bersentuhan dengan Muhammdiyah. Dia hanya kenal sedikit karena pernah membaca atau melalui informasi dari berbagai sumber. Tapi jika sudah diterima, maka wajib mengikuti aturan Muhammadiyah,” tukas Bendahara BPH Unismuh tersebut.(*)

  • Bagikan