Perseroda : Ryan Latief Broker Ex PT.Vale & Pedagang Solar

  • Bagikan

MAKASSARA, RAKYATSULBAR.COM — Pro kontra perpanjangan kontrak Karya PT. Vale, terus bergulir. Ryan Latif kemudian mengeluarkan statement bahwa Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman memakai cara-cara preman untuk mengambil alih dan terlibat dalam pengelolaan tambang Nikel di Luwu Timur (Lutim) yang saat ini dijalankan PT Vale.

 

Pernyataan menyudutkan tersebut adalah tudingan tidak berdasar. Kalau kita menyimak pernyataan pak Gubernur dalam RDP DPR-RI yang lalu, solar hanyalah contoh kecil saja, betapa manajeman pengelolaan PT.Vale tidak memberi ruang pemberdayaan bagi daerah. Jadi tidak substansi kalau hanya karena persoalan solar mau di besar-besarkan.

 

Jauh lebih penting yang diutarakan oleh pak Gubernur adalah lahan kontrak Karya hanya berkontribusi 1,98 persen bagi pendapatan daerah, sementara hasil yang di dapatkan dari lahan vale mencapai triliunan. Silahkan buka link https://youtu.be/ItEzTBF9Z9s untuk mendengarkan secara seksama pernyataan Gubernur.

 

Andi Rio, Sekper PT.SCI (Perseroda Sulsel) angkat bicara, dalam rapat tersebut ketiga Gubernur hanya mengusulkan untuk menolak perpanjangan kontrak Karya PT.Vale bukan Gubernur yang memutuskan tapi kementerian ESDM dan DPR-RI. Jadi jangan datang hanya dengan memotong sepenggal saja pernyataan pak gubernur.

 

“Saya juga ingin menegaskan, Ryan latif pernah datang kekantor perseroda untuk membicarakan lahan ex vale untuk dikerjasamakan dengan perusahaan GNE, namun tidak diberi ruang oleh pak Dirut, karena dari arah pembicaraan terkesan hanya sebagai broker saja,”terangnya.

 

Setelah beberapa kali datang ke kantor Perseroda dan berulang kali menghubungi pak dirut untuk bertemu, Ryan latif terus menawarkan kerjasama diantaranya penjualan solar untuk perusahaan perusahaan di Sulsel melalui perseroda namun tidak respon oleh direksi.

 

“Mungkin itu sebabnya Ryan latif menyerang pak Gubernur,”katanya.

 

Dimana Ryan latif juga punya tudingan yang tidak berdasar dan terkesan fitnah dan cenderung melakukan pencemaran nama baik.

 

“Sebenarnya kami mau melaporkan ke Polisi namun pak dirut menahan dan memilih untuk tidak dilanjutkan pelaporan tersebut. Tapi kalau seperti ini kita buka-bukaan saja ada apa dibalik penyerangan pak Gubernur. Jadi sebaiknya jangan korbankan kepentingan rakyat dengan berita tidak benar demi kepentingan pribadi,”tegas Andi Rio (Yadi).

  • Bagikan