MAMUJU, RAKYAT SULBAR.COM– Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Sulawesi Barat (Sulbar), akan menyelenggarakan pelatihan literasi berita (news literacy training) dengan dukungan dari Cek Fakta dan Google News Initiative mulai hari Rabu, 30 hingga 31 Agustus 2022.
Ketua AMSI Wilayah Sulawesi Barat Anhar mengatakan, media merupakan sumber informasi yang penting bagi publik di belantara infodemi informasi. Perannya diperlukan sebagai clearing house di antara banyaknya mis/disinformasi yang beredar di media social.
“Publik perlu mendapatkan pengetahuan dan edukasi atau literasi bagaimana memanfaatkan informasi media sebagai pembanding informasi. Diharapkan pelatihan yang dilaksanakan meningkatkan pemahaman publik terhadap pers termasuk mekanisme kerja pers dan jurnalisme. Kemudian mampu meningkatkan kesadaran akan kekuatan media dalam sebagai rujukan informasi di belantara infodemik informasi, serta meningkatkan keterampilan masyarakat mengidentifikasi dan melawan mis/dis informasi,” kata Anhar, Senin (29/8/2022).
Selain itu, Kata Anhar, melalui pelatihan ini agar masyarakat lebih kritis dalam menerima informasi dan dapat mendorong para jurnalis dan pemilik perusahaan media juga terpacu untuk meningkatkan pemberitaan yang sesuai dengan kaidah jurnalistik. Serta terlibat aktif melawan sebaran hoaks atau informasi bohong yang dampaknya cukup besar dan merusak sendi-sendi sosial, bahkan mempengaruhi kebijakan.
Anhar yang juga salah satu trainer menyampaikan, akan ada 7 materi yang diterima peserta. Pada training ini mengadopsi kurikulum yang dirumuskan oleh Associate Professor di University of Hong Kong, Masato Kajimoto telah disesuaikan kondisi di Indonesia. Masato Kajimoto merupakan pendiri Asian Network of News and Information Educators (ANNIE) yang berbasis di Hongkong.
ANNIE sendiri merupakan sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mengembangan materi pembelajaran, mendiskusikan media dan jurnalisme berbasis pertanyaan dan petunjuk yang ada.
Sekertaris AMSI Wilayah Sulawesi Barat, Busman Rasyid menyampaikan, peserta terbatas pada pelatihan ini, mengundang 30 orang dari berbagai latar belakang seperti tokoh pemuda, mahasiswa, jurnalis, pendidik, kehumasan Instansi / OPD, lembaga swadaya atau organisasi yang memiliki potensi menjadi ujung tombak penyebarluasan literasi media. (Iyu).