MAMUJU, RAKYAT SULBAR.COM – Pengurus Wahdah Islamiyah Sulawesi Barat (Sulbar), kembali melaksanakan Daurah Syar’iyah selama dua hari 27 – 28 Agustus 2022.
Kegiatan yang berlangsung secara virtual melalui zoom meeting tersebut, diikuti kader Wahdah Islamiyah dari tinggkat Ta’rifiyah – Tandfiziah dari 6 kabupaten dan dibuka juga untuk umum.
“Jauh hari sebelum pelaksanaan daurah kami sudah sebar informasi dan link pendaftaran melalui media sosial dan group-group WA,” ujar ketua panitia Ust. Lukman
Daurah Syar’iyah ini menghadirkan dua orang pemateri. Kiyai Jahada Mangka, Lc.,MA bersama Ust. Sayyid Tashdiq, Lc.,MA.
Kedua narasumber tersebut, mengulas materi seputar Huru hara hari kiamat, Perjalanan setelah kebangkitan, dan Dahsyatnya peristiwa penggugah iman.
Kepala Kanwil Kemenag Sulbar H. Muflih. B Fattah turut hadir dan membuka kegiatan daurah syar’iyah yang dihadiri seribu lebih kader Wahdah Islmiyah Sulawesi Barat.
Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pengurus Wahdah Islamiyah Sulbar atas kerjasamanya dan senantiasa berkontribusi dalam pengamalan ajaran agama untuk menambah khazanah pemahaman ummat.
“Saya sangat mengapresiasi kehadiran Wahdah Islamiyah di Sulbar karena selalu kreatif memanfaatkan momen hari libur untuk melaksanakan pengajian sebagai upaya mengisi dan merefres pemahaman kita,” ujarnya
Baca juga : https://rakyatsulbar.com/2022/08/28/ht-lantik-ketua-dewan-pertimbangan-dpp-partai-perindo/
Menurut Muflih, sebagai manusia yang beriman dan meyakini hari akhirat maka materi tentang huru hara akhir zaman adalah bagian dari ilmu yang harus disebarluaskan kepada ummat.
“Pengajian seperti ini harus tetap berjalan, sebab kapan lagi kita mau belajar kalau bukan sekarang, apalagi saya lihat kitab kuning yang diterjemahkan, sudah mantap sekali ini pengajian di Wahdah,” tutup Muflih.
Meski begitu, ia juga mengajak kepada seluruh pengurus, Kiyai dan Ustadz yang tergabung dalam ormas Islam Wahdah Islamiyah senantiasa bersama pemerintah mengawal jalannya kerukunan beragama di Negeri ini.
Menurut dia, Sulbar saat ini wilayah yang aman dan tentram. Situasi itu, harus dipelihara dengan membangun kehidupan antarumat beragama yang saling menghargai.
Pemimpin lembaga keagamaan dan organisasi kemasyarakatan harus membangun komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah daerah guna mewujudkan situasi yang kondusif bagi kehidupan bersama masyarakat.
“Untuk mewujudkan ketenteraman daerah, komunikasi yang baik, bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, InsyaAllah kalau wahdah saya tidak ragukan lagi,” katanya.
Selaku Kakanwil Kemenag Sulbar Muflih juga menyebut gerakan Wahdah Islamiyah sudah sejalan dengan program Kementrian Agama, mulai dari pemberdayaan dan pembinaan ummat, sosial, kemanusiaan, pendidikan dan penanganan kebencanaan. (rls/*).