MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Mamuju Jalal Duka membantah terkait pemberitaan Media mengatakan bahwa 3 bulan sekolah tersebut tidak terbuka.
Jalaluddin menjelaskan, setelah libur pada tanggal 11 Juli kita buka sekolah masuk proses penerimaan siswa baru, tanggal 11 itu baru resmi pembukaan sekolah tahun ajaran baru.
Ia mengaku sudah menerima laporan dari Kantor Cabang Dinas (KCD) atau Koordinator Wilayah sejak satu bulan yang lalu terkait kondisi guru yang masih kurang di SDN Saboyang.
“ SDN Pulau Saboyang, hanya memiliki 2 Guru PNS dan 2 Guru sukarela. Sehingga untuk menambah tenaga pengajar, saya telah mengusulkan ke BKD yakni 2 guru PNS, dari SDN Samataha,” jelas Kadisdikpora saat gelar konferensi pers.
Mantan Kadis Koperasi juga ini mengakui, tanggal 3 kemarin sudah usulkan ke BKD daftar nama Guru yang akan di pindah ke SDN Saboyang.
Di tempat yang sama Sekretaris Disdikpora Mamuju, Saharuddin juga menjelaskan, sesuai kalender pendidikan tahun ajaran baru 2022-2023, proses belajar mengajar baru dimulai pada 11 Juli 2022.
“Kalau kita hitung maju di bulan Agustus, kayaknya belum cukup satu bulan melakukan proses pembelajaran,” ujarnya .
Lebih lanjut Sekertaris Pendidikan, berdasarkan surat edaran Bupati Mamuju, No.009-17/IX /2021 Tentang Pembukaan Tatap Muka Terbatas (PTMT) bagi satuan Pendidikan PAUD/ TK /RA, SD /MI Dan SMP / MTs serta mengikuti Kalender Pendidikan tahun Pelajaran 2022/2033 yang mengatakan tanggal 11 Juli buka sekolah tahun ajaran baru serta diikuti dengan 4 surat edaran Menteri yakni Mendagri, Menpan RB RI Menteri Pendidikan dan Menteri Agama.
Kata Saharuddin, proses belajar mengajar masih pembelajaran tatap muka terbatas. Sehingga, dibeberapa sekolah masih dimungkinkan belajar online.dan mungkin ada yang pakai shift atau of line.
“Selain itu, ada surat edaran Empat Menteri memberikan keleluasan daerah membuka belajar tatap muka secara full, tetapi tetap memperhatikan Protkes,,” bebernya.
Sementara itu pula, Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Saboyang, mengaku tidak pernah menutup sekolah selama Tiga bulan terakhir ini.
“Bahkan Guru yang mengajar tidak pernah secara bersamaan meninggalkan atau keluar dari Pulau Saboyang,” jelasnya dihadapan para Jurnalis.
“Jadi persoalan sekolah yang dimaksud Tiga bulan tidak pernah buka itu, saya tidak merasa keberatan karena saya berada di tempat dan punya data. Saya punya guru yang notabennya asli disana,” kunci Kepsek . (*)