MATENG, RAKYAT SULBAR.COM— Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim), Mamuju Tengah (Mateng), Sosialisasi Bantuan Stimulan Rumah Swadaya (BSRS) tahun anggaran 2022, Senin (25/7/22) di Aula Kantor Bupati Mateng.
Baca juga : https://rakyatsulbar.com/2022/07/24/toyota-avanza-veloz-masih-rajai-market-segmen-low-mpv/
Kepala Dinas Perkim Mateng Faisal Anwar menjelaskan, program BSRS terbentuk berdasarkan jumlah rumah tidak layak huni yang tinggi dan bigrock rumah atau kesenjangan antara kebutuhan ketersediaan rumah dan kebutuhan rumah.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Dinas Perkim Mateng pada tahun 2020, kata Faisal, jumlah rumah yang tidak layak huni berjumlah 13.852 unit dan bigrok perumahan berjumlah 2.852 unit.
“Ada beberapa skenario yang dilakukan Pemda Mateng dalam menekan jumlah rumah tidak layak huni dan bigrock perumahan, diantaranya ialah memfasilitasi dan menyediakan rumah layak huni melalui APBD berupa program BSRS dengan bentuk kegiatan meningkatkan kualitas,” ungkap Faisal.
Untuk skenario kedua Faisal Anwar juga menyebutkan, pemerintah daerah menyiapkan rumah layak huni melalui dana alokasi khusus (DAK) baik dalam bentuk peningkatan kualitas maupun pembangunan baru yang disebut BSRS.
“Untuk skenario yang ketiga kami membuat inovasi, program membuat rumah rakyat hasil dari kolaborasi Pemda Mateng dengan pihak swasta, BUMN, Baznas dan masyarakat Mateng,” sambungnya.
Lebih lanjut, Faisal menjelaskan, selama kepemimpinan Bupati Mateng sampai dengan 2021 program stimulan rumah swadaya telah terintervensi berjumlah 3.342 unit. Sementara untuk program BSRS-DKK berjumlah 382 unit dan membara 10 unit.
“Untuk tahun ini program BSRS masih nihil akibat adanya Covid-19, meskipun di tahun sebelumnya kita sudah di janji oleh pemerintah pusat,sudah keluar SK Menteri. Ada beberapa desa diantaranya: desa Kambunong, desa Babana dan ada beberapa wilayah desa lainnya tidak bisa di gugurkan dananya akibat adanya Covid-19 program 2021 dan 2022,” teranganya.
Ia juga menambahkan, sementara program BSRS tahun 2022 sangat minim yakni 63 yang tersebar di empat desa. Diantaranya : Desa Babana, Desa Lara, Desa Waepute dan Desa Lumu. Sehingga total yang di intervensi di masa kepemimpinan Bupati dan Wabup Mateng berjumlah 3.842.
(Zul)