MAKASSAR, RAKYATSULBAR.COM– Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah IX-A Sulsel, Periode 2022-2026. Juga Rektor petahana Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Prof. Dr. H. Basri Modding, SE, M.Si kembali di Lantik sebagai Rektor di kampus tersebut masa jabatan tahun 2022 hingga 2026.
setelah sebelumnya secara aklamasi terpilih untuk melanjutkan periode kedua kepemimpinan Rektor. Prosesi pelantikan, digelar di Auditorium Al-Jibra Kampus II UMI Senin, (27/6/2022).
Kabarnya dihadiri sejumlah pejabat, termasuk diantaranya Gubernur Sulawesi Selatan , ketua DPRD Sulsel, Bupati/Walikota kab/Kota se Sulsel, Ketua LLdikti WIl. ICX Sultanbatara, KLoordinator Kopertasi yang juga Rektor UIN Alauddin, Ketua Umum APTISI Pusat, Dr.IR. Budi Djatmiko, Pimpinan Perguruan Tinggi, mitra kampus yang memiliki visi, mlahirkan sumber daya berilmu amaliah, beramal ilmiah berakhlakul karimah serta berdaya saing tingg.
Sebelumnya, Prof. Basri Modding terpilih pada periode pertama masa amanah 2018-2022.
Lantas apa saja dilakukan ke depan. Prof. Basri Modding menyampaikan jika akan terus mengembangkan inovasi dan kolaborasi serta digitalisasi di tahun mendatang.
“Hal ini perlu kamk lakukan untuk membawa UMI bersaing di tingkat blobal. Apalagi UMI menjadi pelopor dan garda terdepan pembangunan moral dan pendidikan karakter sesuai dengan visi dan misi UMI, melahirkan manusia yang berilmu amaliah, beramal ilmiah, berakhlaqul karimah, dan berdaya saing tinggi,” ujarnya, Minggu (26/6/2022).
Saat dinahkodai Prof. Basri Modding prestasi UMI terus meningkat. Ini dilihat dari urutan perguruan tinggi se Indonesia, Hingga kini UMI menduduki posisi ke 34.
Sebelumnya pada tahun 2018 UMI ada di urutan 200. Namun, di tahun berikutnya posisi peningkatannya melejit di angka 63 dan di tahun 2022 sudah naik di posisi 34 perguruan tinggi terbaik di seluruh Indonesia dari 4370 Kampus.
Guru besar FEB UMI itu menuturkan, tahun ajaran 2021/2022 masih dirasakan sebagai tahun yang berat bagi semua lembaga pendidikan tinggi, tidak terkecuali Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Meski di masa Pandemi Covid-19, tidak menyurutkan gerak langkah dan aktivitas sivitas akademika UMI melakukan berbagai kegiatan yang kreatif dan produktif, yang dilaksanakan secara blended (daring dan luring) melalui berbagai platform.
Dijelaskan, saat ini UMI membina 13 Fakultas. Juga Program Pascasarjana (Magister dan Doktor) dan D3 dengan 59 (lima puluh sembilan) program studi.
“Alhamdulillah, terjadi peningkatan jumlah perolehan akreditasi program studi dari BAN PT, yaitu 9 prodi terakreditasi unggul, 12 program studi yang terakreditasi ‘A’, sisanya terakreditasi Sangat Baik dan B serta hanya 3 terakreditasi minimal (Prodi baru),” katanya.
Lanjut dia, prestasi gemilang ini memberikan jaminan bahwa program studi yang dibina UMI telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh BAN PT dengan merujuk pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT).
Selain itu, upaya pengembangan pembukaan prodi baru dalam merespon pemintaan masyarakat, telah disiapkan Fakultas Kedokteran UMI untuk pembukaan Program Studi Pendidikan Spesialis (PPDS), yang diharapkan segera memperoleh izin operasional dari pemerintah.
Demikian pula, Fakultas Kesehatan Masyarakat dalam proses pembukaan Program Studi S1 Kebidanan dan Program Doktor S3 Kesehatan Masyarakat.
Dalam upaya mengadaptasi sistem pendidikan yang maju, dan menyiapkan program studi yang terakreditasi A dan Unggul menuju akreditasi International sebagai wujud komitmen persiapan program studi akreditasi international.
“Maka UMI terus melakukan berbagai kegiatan termasuk Sosialisasi LAM dan BAN, Software IPEPA (Instrumen Pemantauan dan Peringkat Akreditasi). Penerapan SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) berupa Aplikasi Pemantauan Evaluasi Peringkat Akreditasi Program Studi,” jelasnya.
Mantan direktur PPs UMI itu menyebutlan. Salah satu indikator membaiknya citra dan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja akademik UMI dalam menata dan meningkatkan kapasitas institusi menuju proses penyelenggaraan
pendidikan tinggi yang berorientasi mutu.
Hal itu antara lain, dapat dilihat dari peningkatan jumlah penerimaan mahasiswa baru UMI, dari tahun ke tahun semakin meningkat, termasuk 2 tahun terakhir selama masa Pandemi Covid-19.
Sehingga jumlah mahasiswa UMI yang aktif tahun akademik 2021/2022 sebanyak 22.552 orang, dengan rincian jenjang D-3 sebanyak 222 orang, jenjang S1, sebanyak 19.826 orang, jenjang Profesi 1.205 orang, jenjang S2, 1.098 orang, dan jenjang S3, 201 orang.
“Alhamdulillah, sejak tahun akademik 2021/2022 telah dibuka kelas International sebagai bagian dari implementasi kerjasama University College Yayasan Pahang dan University of Cyberjaya, Malaysia,” tuturnya.
Selain itu, dikatakan. Sebaran mahasiswa baru UMI berasal dari 33 provinsi di Indonesia dengan jumlah yang bervariasi setiap tahunnya.
Ketatnya proses penerimaan mahasiswa baru yang dilakukan setiap tahunnya, tidak terlepas dari upaya UMI dalam menata dan meningkatkan kapasitas institusi menuju.
Menurutnya, proses penyelenggaraan pendidikan tinggi yang berorientasi mutu. Hal ini ditunjukkan melalui
keberhasilan UMI mendapatkan status Terakreditasi Institusi Unggul dari BAN-PT. Ini mencerminkan kepercayaan masyarakat yang cukup besar kepada UMI.
Mereka berasal dari 33 Provinsi seluruh Indonesia dengan mayoritas dari kabupaten di seluruh wilayah Propinsi Sulawesi Selatan, khususnya dari Kota Makassar.
“Apalagi, UMI sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermutu masih cukup dikenal oleh calon mahasiswa,” ungkapnya.
Belum lagi, program penyambutan mahasiswa baru dengan pekan pesantren yang dilaksanakan
secara virtual, UMI perguruan tinggi swasta pertama di Sulsel yang memiliki program Pekan Pesantren sebagai bentuk penyambutan mahasiswa baru yang Islami, sesuai peran UMI sebagai lembaga pendidikan dan dakwah.
Selain itu, UMI) juga menyediakan beasiswa Online Scholarship Competition (OSC), salah satu mitra medcom.id., sebagai penyedia beasiswa untuk Indonesia sebagai gerakan dukungan kepada anak-anak bangsa terbaik untuk mendapa tkan aks e s pendidikan yang berkualitas.
“Beasiswa OSC tahun 2021 merupakan program kompetisi beasiswa online pertama di Indonesia yang diinisiasi medcom.id. Tahun ini merupakan tahun ketiga UMI bekerja sama dengan medcom.id. Untuk 20 mahasiswa setiap tahunnya sesuai pilihan masing-masing,” terang menjelaskan.
Dia menambahkan, untuk tahun 2021/2022 terjadi peningkatan jumlah pendaftar yang memilih UMI dengan total pendaftar 1.210 orang dari berbagai Provinsi di Indonesia, utusan dari Sabang sampai Merauke.
Kemudian yang lolos berkas sebanyak 300 orang. Mereka mengikuti seleksi tahap selanjutnya dan terseleksi oleh medcom.id sebanyak 70 orang. Selanjutnya tes wawancara di UMI untuk mengisi 20 kuota kuliah program S-1. Mereka yang lolos seleksi memperoleh fasilitas bebas BPP dan SPP hingga selesai studinya di UMI.
Selain itu, UMI mendapat amanah untuk menerima calon mahasiswa melalui jalur Bidikmisi, dan berbagai skim beasiswa dan bantuan pendidikan lainnya.
“UMI juga menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah, baik di dalam maupun di luar Sulsel sebagai dukungan beasiswa kepada putra putri yang berasal dari daerah,” beber dia. (*)