Masa Jabatan ABM-Enny Berakhir, Abdul Rahim Sebut Tak Ada yang Patut Dibanggakan

  • Bagikan

MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM— Besok, jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar dan Enny Anggraini (ABM-Enny) berakhir. Ada nilai plus, pastinya ada catatan buruk yang ditinggalkan selama lima tahun terakhir.

 

NasDem sebagai salah satu partai pengusung utama pasangan ABM-Enny di Pemilihan Gubernur 2017 lalu punya beberapa catatan.

 

Hal itu, Abdul Rahim dari Partai NasDem menyebut, proses pembangunan di Sulawesi Barat, (Sulbar), cenderung stagnan. Tak ada hal yang bersifat prestisius yang jadi legacy di masa kepemimpinan Ali Baal dan Enny Anggraeni.

 

“Yah saya mengatakan bahwa ini biasa-biasa saja untuk tidak mengatakan bahwa kita mengalami satu proses stagnasi pembangunan,” jelas Wakil Ketua DPRD Sulawesi Barat itu dikutip dari wacana.info. Selasa (11/5).

 

Visi misi Ali Baal Masdar-Enny Anggraeni Anwar menurut Rahim, nyaris tak mewujud. Belum secara langsung menyentuh kebutuhan utama masyarakat di Sulawesi Barat. Bahkan, kata dia, penilaian dari pemerintah pusat menilai Ali Baal dan Enny telah gagal dalam mewujudkan visi dan misinya.

 

“Terakhir laporan Irjen Kemendagri pun juga mengkonfirmasi bahwa pencapaian visi misi ABM itu gagal. Dan DPRD sudah memparipurnakan hal tersebut. Kami tidak mungkin keluar dari penilaian pemerintah pusat itu, termasuk penilaian dari BPK RI bahwa masa kepemimpinan ABM-Enny selama lima tahun ini telah mengalami satu kegagalan dalam pencapaian visi misinya. Saya kira agar kita tidak terkesan memberikan pandangan yang subjektif apalagi politis, kami menyatakan bahwa apa yang sudah menjadi keputusan lembaga, itu sudah melalui berbagai analisis pertimbangan. Termasuk apa yang disampaikan oleh Irjen Kemendagri dan BPK, saya kira itu sesuatu yang tidak lagi bisa diperdebatkan,” paparnya.

 

Meski begitu, lima tahun kepemimpinan ABM-Enny kata Rahim, satu-satunya hal yang sedikit terlihat adalah pekerjaan beberapa ruas jalan yang sumber pendanaannya bersumber dari pinjaman PT SMI lewat program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

 

“Selebihnya, saya jujur mengatakan bahwa tidak ada hal yang prestisius begitu. Tidak hal yang patut membanggakan menurut saya. Biasa-biasa saja. Bahwa kemudian ada faktor Covid-19 yang ikut menyandera proses penyelenggaraan pemerintahan kita, proses konsolidasi pembangunan kita, juga saya kira juga termasuk bencana 15 Januari, itu juga salah satu faktor yang harus dilihat sebagai faktor yang ikut mempengaruhi roda pemerintahan di Sulbar,” pungkas, sekretaris DPW NasDem Sulawesi Barat itu. (Iyu)

  • Bagikan