LOleh: Jeck paridi
RAKYATSULBAR.COM– Jika melihat pernyataan presiden Jokowi di media sosial yang merespon baik bahkan mendorong soal perpanjangan masa jabatan presiden.
Mungkin terlalu jauh untuk bicara tiga periode Presiden di ganti pun sistemnya Masi itu itu saja.
Harus diingat bahwa oligarki kekuasaan semakin subur saja dan bahkan semakin melaksanakan ekspansi selebar lebarnya (APDESI,SAYAP PARTAI), sayap partai yang yang jelas tidak mempunyai basis buruh,petani,nelayan,kaum miskin kota tapi di huni oleh pemodal pemodal lokal).
Sistem ini yang akan semakin kokoh jika yang diganti hanya pemimpin tapi membiarkan sistem berjalan tanpa melihat kondisi sosial.
Sejak dua periode berlalu hampir sampai seluruh benua menjalin kerja sama dengan indonesia soal ekonomi atau pun ketahanan pangan.
Indonesia di isap pada segi pertanian dan kekayaan alam, sementara Eropa dengan negara kapitalisme lainnya justru menjajahnya dengan teknologi- teknologinya.bukanlah kerja sama yang seperti ini yang di inginkan yang berakhir pada Melainkan perang dingin (perang ekonomi politik dan gagasan
Jika tak mampu membuktikan soal minyak goreng langka silahkan searc di gogle , dan kunjungi toko terdekat di sekitar anda.
Pembenaran Jokowi soal melonjaknya harga minyak secara tidak sengaja mempertontonkan kepada masyarakat bahwa Indonesia ketergantungan ekonomi politik dan regulasi. Presiden bergantung pada situasi global bahkan menyebut soal perang Rusia dan situasi ekonomi global lainnya.
Jika membaca dan melihat rezim hari ini bukan hanya soal minyak goreng Tapi minyak goreng adalah sebagian kecil dari pada by desain untuk membuat rakyat panik dan akan muncul pahlawan kemudian.
Kita tidak akan pernah lupa bahwa 5 Oktober dianggap sebagai hari penghianatan DPR-RI dan Jajaran kepresidenan,Terhadap rakyat Indonesia ditandai dengan di sahkannya OMNIBUSLAW.
Yang benar saja UU ini di sahkan di dini hari tanpa sosialisasi, akan tetap ini adalah rahasia birokrasi dengan segala kepentingan mereka yang haus akan suapan dana dari para investor kaya raya Yang akan bicara Mega proyek di Indonesia. (*)