Farhan, Siswa SD Karema Yang Cari Lokasi Vaksinasi Sendiri

  • Bagikan

MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM- Muhammad Farhan, salah seorang siswa kelas enam SD Inpres Karema yang memiliki cerita unik seputar keinganannya untuk melakukan vaksinasi covid-19.

 

Anak dari Ibu Syainab ini bahkan berinisiatif sendiri untuk mencari lokasi pelaksanaan vaksinasi sejak awal program ini di gencarkan dalam rangka menekan penularan pandemi, Farhan mulanya mendaftarkan diri pada pelaksanaan vaksinasi di masjid dekat rumahnya di BTN H. Basir, namun di tolak petugas karena saat itu dianggap belum cukup umur sebab vaksinasi baru menyasar orang dewasa dan lansia.

 

Belakangan pemerintah telah memprogramkan vaksinasi untuk anak usia sekolah. Ia pun kembali buru-buru mencari lokasi pelaksanaan vaksinasi, dan kali ini ia mengajak lima orang temannya untuk melakukan hal yang sama.

 

“Mau semua ji juga temanku, apalagi ada hadiahnya kalau vaksinki, dikasi ki snack jadi semangat semua ki.” Tutur Farhan polos.

 

Akhirnya niatnya untuk melakukan vaksin sudah hampir tercapai, namun sayangnya ia kembali diharuskan membawa kartu keluarga sebagai syarat untuk di vaksinasi, ia pun dengan bergegas kembali kerumah untuk meminta salinan KK yang di simpan orang tuanya.

 

Beruntung dalam keluarga yang telah di tinggal ayah yang telah meninggal dunia juga mendukung keinginan Farhan, bahkan ibunya juga merasa salut atas keinginan besar putranya melakukan vaksinasi.

 

“Iyye Farhan sudah lama kasian mau sekali di vaksin, jadi kami juga dukung, apalagi ini untuk kebaikannya juga supaya terhindar dari covid-19, dan bisa tetap bersekolah tatap muka dengan aman, “tandas Syainab saat di temui di SD Inpres Karema, Rabu, (23/2022).

 

Dari perjuangan Farhan yang betul-betul ngotot menerima Vaksinasi memunculkan pertanyaan, kenapa anak yang pemalu ini benar-benar berniat melakukan Vakisnasi?.

 

Menerima pertanyaan itu, dengan sedikit tertunduk malu-malu, anak bungsu dari enam bersaudara ini mengatakan dua alasan, yang pertama karena dirumahnya hanya dia yang belum menerima vaksinasi sehingga ia merasa hanya dia yang masih belum aman, yang kedua karena ia tidak lagi mau sekolah on line.

 

“Kalau online ki lagi, bukan kita yang belajar pak, tapi Google.” Kata Farhan singkat. (Hms/*)

  • Bagikan