MAMUJU , RAKYATSULBAR.COM — Sekolah dasar Inpres Simboro belajar masih dibawa tenda darurat. Akibat gedung sekolah tersebut roboh saat terjadi gempa yang berkekuatan 6,2 magnitudo yang meluluhlantakan Mamuju, pada 15 Januari 2021.
Kepala sekolah SD Inpres Simboro, Sri Andayani Akbar mengatakan, tenda tersebut bantuan dari Direktorat pendidikan, BPBD Provinsi Sulbar dan juga bantuan dari relawan pendidikan.
Delapan ruangan kelas rusak dan roboh. Bahkan fasilitas sekolah
seperti meja, kursi, lemari, buku dan lain-lainnya rusak saat gempa.
“Jadi kami disini belajar di tenda karena ruangan semuanya roboh. Cara pembelajarannya itu persip. Ada yang masuk sip satu (pagi) dan masuk sip dua (siang) karena tidak muat ruangan kalau bersamaan hadir,” ujarnya
Disebutkan bahwa jumlah siswa di SD Inpres Simboro sebanyak 212 siswa, 115 laki-laki, dan 107 perempuan.
Hal itu, Sri mengeluhkan bahwa kondisi tenda yang ditempati siswanya belajar, dikarenakan sudah ada yang rusak. Jika terjadi hujan maka air akan merembes masuk kedalam ruangan. Bahkan jika terjadi hujan disertai angin kencang, siswa terpaksa harus dipulangkan lebih awal karena di khawatir tendanya roboh.
“Ada dua tenda yang tak dapat digunakan. Namun karena ketidak ada ketersediaan tenda. Makanya kami masih menggunakan walaupun tenda itu sudah rusak, ” ungkapnya.
Belum lagi, siswa kepanasan saat berada didalam tenda, bahkan ruangan tergenang air saat hujan turun. Bahkan keluhan tersebut telah menyampaikan ke pihak terkait untuk membantu sekolahnya.
“Kalau untuk fasilitas ruang kelas kami sudah berupaya bagaimana caranya untuk menghubungi pihak – pihak terkait tetapi sampai sekarang belum ada bantuan pembangunan ruang kelas,” ungkapnya.
Ia berharap pemerintah dalam hal ini pihak terkait membangun kembali gedung sekolah SD Inpres Simboro, sehingga siswa bisa belajar dengan baik dan nyaman.
” Kami berharap kepada pemerintah agar sekolah kami dibangun secepatnya, anak-anak kita kasihan belajarnya, itu sangat memprihatinkan. Termasuk gurunya harusnya memberikan yang terbaik. Tetapi pemasangan alat media yang dipakai tidak seperti jika berada didalam ruangan kelas,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu orang tua siswa, Ibu Padilah mengaku terkadang cemas apalagi jika akan turun hujan deras dan disertai angin kencang. Sehingga ia menjemput anaknya di sekolah meski blum saatnya pulang.
“Kita orang tua merasa cemas di rumah pak , apalagi kalau hujan disertai angin kencang. Karena dikhawatirkan tenda yang ditempati anak – anak untuk belajar roboh karena sudah tua tidak mampu menampung beban, ” ujarnya.
Ia pun berharap kepada pihak terkait agar membantu pembangunan gedung sekolah SD Inpres Simboro. Apalagi satu-satunya sekolah yang berada di Lingkungan Simboro Pantai.
“Kita berharap semoga ada perhatian serius oleh pihak terkait agar kembali membangun gedung sekolah SD Inpres Simboro,” harapnya
( Wal / Sdr )