Setahun Pasca Gempa di Sulbar, Masih Menyisakan Begitu Banyak Kesedihan
MAMUJU, RAKYATSULBAR.COM– – Sudah setahun Pasca Gempa 6,2 yang melanda Sulawesi Barat, tepatnya di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, Jumat malam (15 Januari 2021), masih menyisakan begitu banyak kenangan yang sedih, dikarenakan banyak orang harus kehilangan anggota keluarganya, ditambah lagi rumah mereka banyak yang rusak parah. Dan warga berbulan – bulan tinggal di pengungsian akibat rumahnya sudah tidak bisa di tempati.
Gempa tersebut juga telah merusak banyak bangunan, seperti perkantoran, rumah ibadah, sekolah dan rumah – rumah warga.
Pasca Gempa 62 tersebut, pemerintah pusat telah gelontorkan dana untuk pembangunan rumah warga yang rusak , rusak ringan, rusak sedang, hingga rusak parah. Namun sampai saat ini penyaluran bantuan rumah sudah selesai untuk tahap pertama, namun bantuan tahap pertama tersebut masi banyak rumah warga yang tidak terdaftar sebagai penerima bantuan. Bahkan untuk bantuan tahap kedua sendiri masi rabun atau belum jelas, apakah ada atau tidak.
Salah satu warga Desa Patidi Kecamatan Simboro Tina, mengaku sampai saat ini ia belum menerima bantuan untuk pembangunan rumah, padahal rumah sudah tidak layak huni.
Diketahui bahwa Tina, memiliki 7 anggota keluarga, tinggal di rumah yang sudah tak layak huni itu, bahkan untuk di tempati tidur masih was-was dikarenakan bagian belakang pondasi rumahnya sudah habis jatuh, akibat Gempa.
Menurut Tina, jika musim hujan tiba, ia harus tidur di depan rumahnya, karena takut rumahnya longsor.
“Kalau musim hujan Pak saya tidk tidur di dalam rumah, karena saya takut nantinya Longsor, karena pondasi di belakang rumah saya pak sudah jatuh. ” Ucap Tina
Sekedar informasi bahwa sampai saat ini, masih ada warga yang tinggal di tenda pengungsian, seperti yang terjadi di wilayah kabupaten Majene, tepatnya di Mekkatta, dimana warga di sana masih tinggal di pengungsian bersama keluarga. Dan masih menunggu harapan dari pemerintah, apakah ia akan di bangunkan rumah atau tidak.
Sebut saja warga Dusun Rui dan Aholeang, Desa Mekkatta, Kecamatan Malunda, Majene, tak merasakan perubahan. Salah seorang warga Aholeang, Habu (44) mengaku, malah makin susah.Mulai dari kebutuhan air bersih, listrik hingga tempat tinggal belum layak untuk di tempati. Apalagi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka tak dapat berbuat banyak.
(Sdr)