JAKARTA,RAKYATSULBAR.COM– Ketua Umum Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas) Hasnaeni menegaskan siap membantu pemerintah dalam menangani lonjakan pasien Covid-16 di Tanah Air. Ia bahkan mengaku telah mewakafkan dirinya untuk berjuang mengatasi persoalan virus corona.
“Saya Ketua Umum Partai Emas, secara sukarela mewakafkan hidup saya untuk memberikan solusi kepada negara, untuk membantu negara menyelesaikan dan menurunkan angka Covid di negara ini,” kata Hasnaeni, Senin (26/7).
Hasnaeni mengaku ingin berdiskusi dengan pemerintah. Bahkan berdialog secara langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Undanglah Ketua Umum Partai Emas ke Istana, sebagai anak bangsa. Untuk menjelaskan bagaimana menangani masalah Covid dan data ini bisa terintegrasi, sehingga bisa memutus mata rantai penularan Covid,” tuturnya.
Hasnaeni menyebut, sistem data terintegrasi ini tak membutuhkan anggaran yang besar dalam pembuatannya. Ia siap mempresentasikan hal itu secara langsung di hadapan Jokowi.
“Kepada Bapak Presiden Jokowi, berikanlah saya kesempatan untuk mempresentasikan ke Istana. Bagaimana cara mengintegrasikan data tersebut, dan tidak perlu memberikan biaya, tidak perlu biaya besar. Ini betul-betul saya ikhlas. Ini low budget,” ujarnya.
Hasnaeni menilai, tawaran yang ia sampaikan perlu dipertimbangkan. Mengingat, persoalan pandemi Covid hingga kini belum terselesaikan. Padahal, kata dia, sudah ratusan triliun uang yang telah digelontorkan pemerintah untuk mengatasi wabah virus corona.
“Indonesia sudah menghabiskan ratusan triliun untuk menangani masalah Covid. Tapi kenyataannya obat langka dimana-mana, lalu oksigen, juga masalah rumah sakit. Kelemahannya karena data tidak terintegrasi, maka tolong kita diberi kesempatan untuk berbuat bagi negara ini,” tandas Hasnaeni.
‘Wanita Emas’, sapaan Hasnaeni juga memandang perlu ada pembenahan dalam pendistribusian bantuan sosial tunai (BST). Sehingga penyalurannya mudah, tepat sasaran, dan terawasi.
“Menyalurkan bansos, itu harus sistem payroll, payroll masuk ke rekening masing-masing ke rakyat Indonesia, sehingga tidak terjadi seperti bansos yang dicairkan oleh Kemensos kemarin, yang akhirnya bermasalah,” paparnya.
“Di negara ini yang mempunyai rekening tidak lebih 30 persen, tapi itu kalau dilakukan secara payroll, itu akan membantu perbankan juga. Sehingga juga tidak terjadi kebocoran. Itu masukan saya,” imbuh Hasnaeni. (*)