POLMAN,RAKYATSULBAR.COM–Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar),bersama Arkaba Farm Australia menjalin kerjasama dalam pengembangan Kawasan Pengelolaan Sapi di Sulbar, yang akan direncanakan pada tahun 2021 pada Instalasi Pembibitan Ternak Unggul (IPTU) Beroangin UPTD Balai Pembibitan Hijauan Makanan Ternak dan Inseminasi Buatan.
Hal itu Gubernur Sulbar,Ali Baal Masdar mengatakan, dalam melakukan pengelolaan dan pengembangan sapi unggul dinilai tidaklah mudah, dibutuhkan keseriusan yang lebih mendalam serta membangun sinergitas dari seluruh stakeholder terkait.
“Mengurus sapi unggul memang tidak mudah,harus dibutuhkan kesabaran dalam mengelolanya,dan harus tahap demi tahap.Selain itu juga tenaga-tenaga ahli di bidangnya memang betul-betul harus fokus dalam hal itu,sehingga segala bantuan pemerintah tidak sia-sia belaka,”kata Ali Baal dalam sambutannya saat menerima kunjungan Arkaba Farm Australia di IPTU Beroangin Mapilli,Kabupaten Polman,Senin,(28/06/2021)
ABM berharap,program pengembangan sapi harus terus dikembangkan secara bertahap,sehingga terwujudnya pengelolaan bibit sapi yang unggul dan tercipta daya serap tenaga kerja yang memberdayakan masyarakat sekitar.
ABM juga mengatakan,dalam mengembangkan Kawasan Pengelolaan Sapi Unggul,harus memberdayakan tenaga-tenaga ahli di bidang pengembangan sapi dan diperlukan sinergitas serta keseriusan dalam hal tersebut.
Ditegaskan,tujuan pemerintah dalam memajukan daerah utamanya di bidang pengembangan sapi harus berlanjut secara terus-menerus,mengembangkan sambil membina kesadaran masyarakat untuk lebih paham dalam mengelola pengembangan sapi unggul.
“Kita harus betul- betul punya kemauan untuk berbuat sesuatu demi kemajuan daerah dan masyarakat sekitar,”tandasnya
Sementara itu Kepala Dinas Tanaman Pangan,Hortikultura dan Peternakan Sulbar,Syamsul Ma’arif menyampaikan,perencanaan penyediaan lahan yang dipersiapkan Pemprov Sulbar pada Kawasan Pengelolaan Pengembangan Sapi pada tahap awal,direncanakan seluas 160 hektar.
Syamsul mengatakan,saat ini telah tersedia lahan seluas 4,5 hektar. Sedangkan populasi yang telah ada sebanyak 213 ekor sapi dewasa, 17 ekor diantaranya sedang dalam keadaan hamil dan ditargetkan pada tahun depan mencapai 250 ekor secara keseluruhan.
“Kemarin kita sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah pusat berupa bibit sapi sebanyak 250 ekor,dalam perjalanannya ada yang sakit di kapal, mall nutrisi secara keseluruhan.Maka dalam perjalanannya dalam satu tahun ini meninggal sebanyak 42 ekor,”beber Syamsul
Syamsul menabahkan bahwa potensi lahan di Sulbar seluas 54.388,jumlah peternak sebanyak 29.670 orang dan jumlah ternak sebanyak 112.081 ekor.
Sedangoan, Kabupaten Polewali Mandar memiliki luas lahan 13.219, jumlah peternak sebanyak 7.138 orang dan jumlah ternak sapi 36.112 ekor,dan IPTU Beroangin dengan potensi lahan 160 hektar,25 orang jumlah peternak dan 213 ekor sapi.
Sementara itu pula,dari Arkaba Farm Australia, Sri Nurmala Thol menilai sumber daya alam Sulbar sangat luar biasa jika dibandingkan dengan kondisi yang ada di Australia.
Menurutnya,kondisi iklim alam dan sumber daya alam yang berbeda, menjadi salah satu faktor terbukanya peluang besar di Sulbar sebagai Kawasan Pengembangan Pengelolaan Sapi Unggul.
“Kami melihat di daerah Polewali Mandar ini rumput-rumput dan pohon-pohon semuanya hijau -hijau,sehingga kami sangat antusias. Mudah-mudahan kami bisa kembangkan dan memberikan edukasi, saling bertukar pemikiran supaya bisa lebih baik dan lebih maju lagi. Begitu juga dengan para peternak lebih bersemangat karena dukungan dan antusias Bapak Gubernur Sulbar sendiri,”sebut Sri
Sri berharap,keinginanya tersebut dapat berjalan dengan baik, terutama dalam menyukseskan keinginan Gubernur Sulbar menciptakan Kawasan Pengembangan Sapi Unggul seperti di Australia.
“Di Australia pemerintah sangat memperhatikan para petani dan peternak,sehingga para petaninya semuanya sukses dan berhasil. Harapan kita bagaimana dapat mengembangkan pola ternak Australia secara bertahap di Sulbar ini, dan saya melihat di Polewali Mandar ini biar tiga bulan bisa selesai, paling tidak kecepatan kita untuk pembersihan lahan dulu, supaya ternak betah di lahan itu,”tandasnya (frd/sdr)