MAKASSAR,RAKYATSULBAR.COM--Di masa pandemi Covid-19 ini semua sektor terdampak, hanya usaha di sektor pertanian hampir tidak terkena imbas, bahkan malah naik akibat permintaan pangan yang meningkat.
Karena itu menjadi agroupreneur adalah peluang bisnis yang menjanjikan saat ini.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Dewan Pengurus Daerah (DPD) Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Sulawesi Selatan apt. Hj Ainun Jariah, S.Farm, M.Kes saat menjadi keynote speaker dalam Millenial Agricalture Forum (MAF).
Forum virtual yang diselenggarakan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa pada Kamis, 24 Juni 2021 mengangkat tema ‘Peluang Agropreneur di Era Digital’.
“Usaha di sektor pertanian seperti emas yang tertimbun di bawah tanah, sayangnya kurang dilirik khususnya bagi para anak muda atau milenial kita. Padahal menurut data BPS di semester I tahun 2020 sektor pertanianlah yang peningkatan ekspornya luar biasa,” ujar Aiun Jariah.
Karena itu, lanjut Ainun Jariah penting untuk kita terus mengedukasi dan mesosialisasikan kepada para milenia agar mereka melirik sektor agropreneur.
“Bagi para milenial yang lahir di era digital menjadi agropreneur muda yang sukses bisa lebih mudah karena bisa memanfaatkan teknologi informasi dan media sosial untuk memasarkan hasil pertanian di pasar yang lebih luas,” jelasnya.
Ainun Jariah menambahkan bahwa IWAPI menjadi wadah bagi para perempuan pengusaha tak terkecuali yang bergerak di bidang usaha pertanian. Bahkan di IWAPI, ada bidang yang khusus mengembangkan sektor pertanian.
“Karena itu IWAPI Sulsel sangat mengapresiasi mereka yang selama ini fokus mengembangkan wirausaha di sektor pertanian. Visi utama IWAPI Sulsel adalah mencetak 10.000 wirausaha baru, karena itu kami mendorong para milenial untuk bisa menjadi pebisnis muda, salah satunya menjadi agroprenuer.
Kepala Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian, Prof Dr Ir Dedy Nursyamsi, M.Agr dalam arahannya mengatakan bahwa saat ini jumlah petani Indonesia 34 juta lebih dan angka ini bertambah menjadi 38 juta seiring dengan banyaknya masyarakat yang kena PHK akibat dampak pandemi Covid-19.
“Yang mengkhawatirkan karena 70% petani tersebut tergolong petani berusia tua yakni di tas 40 tahun, hanya 30% petani yang berusia muda alias di bawah 40 tahun,” sebutnya
Dedy Nursyamsi menambahkan bahwa sebagai insan pertanian, kita bertanggung jawab menyiapkan pangan bagi 273 juta warga Indonesia setiap hari.
“Karena itu untuk melaksanakan tanggungjawab tersebut sekaligus sebagai kunci keberhasilan pertanian kita adalah peningkatan produktifitas dan pemanfaatan digitalisasi pertanian,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Utama Polbangtan Gowa, Dr Ir Syaifuddin, MP meminta agar IWAPI Sulsel bisa merekomendasikan beberapa pengusaha yang bergerak di bidang pertanian dan peternakan.
“Nantinya kita akan seleksi untuk dijadikan sebagai pengusaha andalan Sulsel,” ucapnya.